Sydney (ANTARA) - Saham-saham Asia dibuka melemah pada Jumat, setelah Tesla dan Netflix membebani sektor teknologi AS menyusul laporan pendapatan mereka yang mengecewakan, sementara dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah menahan kenaikan mereka menjelang minggu penuh aksi yang dapat menjadi akhir dari siklus pengetatan AS.

Selain pertemuan Federal Reserve AS minggu depan, Bank Sentral Jepang akan bertemu di tengah spekulasi perubahan kebijakan yang akan segera terjadi. Pada Jumat pagi, inflasi Jepang bertahan di atas target bank sentral sebesar 2,0 persen selama 15 bulan berturut-turut pada Juni, tetapi kenaikannya sesuai dengan rata-rata perkiraan pasar.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,5 persen, menuju kerugian mingguan sebesar 1,8 persen. Nikkei Jepang juga melemah 0,3 persen.

Saham pembuat cip Taiwan TSMC merosot lebih dari 3,0 persen pada Jumat setelah pembuat cip terbesar di dunia itu mengisyaratkan penurunan penjualan 10 persen pada tahun 2023.

Indeks saham unggulan China CSI300 merosot 0,2 persen, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong melawan tren dengan kenaikan 0,4 persen.

Yuan di pasar domestik menguat 0,2 persen pada 7,1674 per dolar setelah bank sentral menetapkan tingkat panduan yang jauh lebih kuat dari yang diharapkan. Pihak berwenang baru-baru ini meningkatkan upaya untuk mempertahankan mata uang yang melemah, di samping pembelian yuan oleh bank-bank milik negara.

Kekhawatiran juga muncul atas kesehatan pengembang properti China, setelah lembaga pemeringkat memperingatkan Wanda Commercial dapat gagal membayar utangnya.

Di Wall Street, setelah reli hampir 40 persen sejak pergantian tahun, Nasdaq turun 2,0 persen semalam, kerugian satu hari terbesar sejak Maret, didorong oleh penurunan tajam pendapatan di saham mega teknologi Tesla dan Netflix.

Pembuat kendaraan listrik melaporkan penurunan margin kotor kuartal kedua ke level terendah empat tahun, sementara pendapatan kuartalan perusahaan video streaming jauh dari perkiraan.

"Di sektor teknologi, reaksi klasik 'beli rumor, jual fakta' dimainkan untuk Tesla dan Netflix," kata Tony Sycamore, analis pasar di IG.

"Rekan-rekan raksasa teknologi Microsoft, Apple, Meta, dan Amazon perlu tampil sangat baik dalam laporan pendapatan mereka minggu depan untuk menghindari nasib serupa."

Juga, penurunan tak terduga dalam klaim pengangguran mingguan AS memicu ekspektasi untuk laporan gaji yang kuat, setelah pasar bertaruh Federal Reserve sebagian besar akan melakukan pengetatan setelah satu kenaikan terakhir pada Juli.

Mereka mendorong peluang kenaikan kedua dari Fed pada November menjadi 33 persen, dan sedikit mengurangi ukuran penurunan suku bunga tahun depan menjadi hanya di bawah 100 basis poin.

Imbak hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun sebagian besar datar di Asia pada 3,8405 persen, setelah melonjak 11 basis poin semalam, sementara obligasi dua tahun bertahan di 4,8259 persen, setelah naik 8 basis poin semalam.

Indeks dolar AS sedikit berubah pada 100,78, setelah naik 0,5 persen semalam, kenaikan satu hari terbesar sejak pertengahan Mei. Dolar Australia menyerahkan hampir semua keuntungannya setelah rilis data pekerjaan lokal yang kuat melayang di bawah 68 sen AS.

Pasar menantikan minggu depan ketika Fed, Bank Sentral Eropa dan BoJ akan bertemu untuk memutuskan kebijakan mereka dan memperdebatkan prospek suku bunga.

"Sementara kami mengantisipasi bahwa Juli akan membawa kenaikan suku bunga terakhir Fed pada siklus ini, kami tidak berpikir Fed merasa nyaman memberi sinyal pergeseran itu. Sebaliknya, pembuat kebijakan tampak lebih nyaman mempertahankan sikap hawkish untuk saat ini," kata analis di TD Securities.


Baca juga: Saham Asia dibuka menguat, sterling tersandung inflasi lebih dingin
Baca juga: IHSG ditutup menguat di tengah pelemahan bursa kawasan Asia
Baca juga: Saham-saham Asia tergelincir karena data ekonomi China melemah

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023