Jakarta (ANTARA) - Dokter ahli onkologi dari RSUPN Cipto Mangunkusumo DR. Dr. Andhika Rachman, SpPD-KHOM, FINASIM mengatakan pemberian dua antibodi monoklonal, yaitu pertuzumab dan trastuzumab, yang digabungkan dalam satu suntikan dapat mempersingkat waktu terapi kanker payudara HER2-positif.

"Hari ini ada obat yang namanya pertuzumab dan trastuzumab yang dikombinasi dalam bentuk satu suntikan, Phesgo namanya. Secara cost, dia efektif. Juga secara waktu, dia efektif sehingga mereduksi waktu tunggu yang panjang," kata Andhika saat media briefing di Jakarta, Jumat.

Kanker payudara jenis HER2-positif membutuhkan pengobatan tidak hanya kemoterapi melainkan terapi antibodi monoklonal. Umumnya, terapi antibodi monoklonal diberikan melalui infus intravena dengan waktu tunggu yang cukup lama.

Baca juga: HER2-positif jadi salah satu jenis kanker payudara yang lebih agresif

Andhika mengatakan penatalaksanaan kanker payudara HER2-positif telah berkembang yang menggabungkan antibodi monoklonal pertuzumab dan trastuzumab dengan enzim hialuronidase dalam bentuk injeksi. Enzim hialuronidase membantu untuk mengurangi tegangan permukaan sehingga lebih mudah masuk di bawah kulit.

"Kalau nggak pakai obat tambahan enzim hialuronidase, dia (efeknya) benjol (pada permukaan kulit pasca-injeksi). Tetapi setelah diberikan enzim hialuronidase ini, dia nggak muncul bengkaknya," katanya.

Menurut dia, penyuntikan hanya memakan waktu 8 menit untuk suntikan pertama dan 5 menit pada injeksi berikutnya. Ini lebih singkat dibandingkan pemberian infus pertuzumab dan trastuzumab yang memakan waktu hingga 150 menit.

Baca juga: Pentingnya deteksi dini untuk tekan kasus kanker payudara di Indonesia

Meski waktu pengobatan lebih singkat, Andhika memastikan bahwa injeksi pertuzumab dan trastuzumab tetap memiliki manfaat klinis dan keamanan yang sebanding dengan obat yang diberikan melalui infus intravena.

"Nggak berbeda antara yang diberikan subkutan (lewat suntik) di bawah kulit dibandingkan dengan yang diberikan lewat intravena. Efek sampingnya juga sama," ujar dia.

Andhika mengatakan terapi pertuzumab dan trastuzumab dalam satu injeksi ini dapat ditujukan bagi pasien kanker payudara HER2-positif stadium dini dan stadium metastatik. Terapi ini digunakan bersama dengan perawatan kemoterapi.

"Tentu inovasi-inovasi yang ditampilkan ini, tentu cost-nya ada tetapi membuat pasien makin lebih nyaman dan waktu tunggu di rumah sakit juga akan lebih pendek," kata Andhika.

Baca juga: Pakar: Deteksi dini kunci pengobatan optimal pasien kanker payudara

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023