Ternate (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi berdasarkan data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, jumlah AKI itu kini masih kisaran 305 per 100.000 kelahiran hidup.

"Dipastikan belum mencapai target yang ditentukan yaitu 183 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2024," kata Deputi Lalitbang BKKBN Prof drh. M. Rizal M Damanik, MRep.Sc, PhD saat membuka kegiatan Pelatihan Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan Fasyankes Angkatan I, Jumat berkaitan kegiatan yang dilaksanakan sejak tanggal 11 Juli 2023 secara daring dengan sasaran peserta pelatihan 15 orang dari 5 kabupaten/kota, yaitu Tidore Kepulauan, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Halmahera Utara dan Halmahera Tengah di Kota Ternate.

Baca juga: Menteri PPPA: Norma gender patriarki sebab angka kematian ibu tinggi

Damanik menjelaskan, salah satu penyebab AKI tinggi yaitu masih banyaknya jumlah kehamilan berisiko tinggi, termasuk Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) dan kehamilan 4 Terlalu (Terlalu muda, Terlalu tua, Terlalu dekat dan Terlalu banyak).

Selain itu, masalah ini dapat diatasi melalui program Keluarga Berencana (KB) berbasis hak dan orientasi kesehatan reproduksi dengan layanan bermutu yang aman, berkelanjutan, kesertaan sukarela, tidak diskriminatif, dan informed choice, dalam hal ini opsi atau pilihan yang diberikan kepada pasien.

Baca juga: BNPB: Angka kematian COVID-19 di Sulteng masih cukup tinggi

"Dalam pelayanan KB tersebut dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan memiliki kompetensi standar untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tenaga kesehatan berperan sebagai SDM yang mengelola program dan memberikan pelayanan KB. Namun, hampir setengah dari jumlah tenaga kesehatan di Indonesia belum memiliki kompetensi standar dalam memberikan pelayanan KB," ujarnya.

Program pelatihan pelayanan KB yang ditujukan bagi tenaga kesehatan, terutama dokter umum dan bidan merupakan salah satu cara strategis memperbaiki kualitas pelayanan KB. Sehubungan dengan itu, Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara melaksanakan Program Pelatihan Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan Fasyankes Angkatan I yang dilakukan secara daring dan luring pada 11 sampai dengan 25 Juli 2023 di mana pelatihan secara daring dilaksanakan pada 11 sampai dengan 18 Juli 2023, sementara pelatihan secara luring dilaksanakan pada 19 sampai dengan 25 Juli 2023 di Ruang Ternate Hotel Sahid Bela Kota Ternate.

Baca juga: Penjual sayur di Banyuwangi bantu "buru" ibu hamil berisiko tinggi

Rizal M Damanik mengatakan, Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) menekankan pada penguatan akses dan kualitas pelayanan KB melalui tenaga medis, yaitu melakukan pembinaan, promosi, penggerakan masyarakat serta peningkatan peserta Ber-KB”.

Oleh karena itu, pihaknya berharap adanya pelatihan pelayanan kontrasepsi, maka kualitas pelayanan dan kemampuan para bidan di Malut meningkat, sehingga mengurangi risiko atau tingkat kegagalan dalam penggunaan alat kontrasepsi.

Baca juga: Minim pengetahuan sebab angka kematian ibu tinggi
Baca juga: Minim pengetahuan sebab angka kematian ibu tinggi

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023