Jakarta (ANTARA) - Kehadiran startup akomodasi Bobobox melalui kamar berkonsep alam Bobocabin dinilai telah berdampak positif dalam memperkaya potensi pariwisata melalui kolaborasi berkelanjutan dengan komunitas dan talenta lokal.

Di Orchid Forest Cikole, misalnya, sebelum kehadiran Bobocabin jumlah pengunjung tahunan berada pada angka 1.637 pada 2020, namun setelah kehadiran akomodasi Bobobox itu, pelancong yang datang ke objek wisata ini mencapai 9,7 kali lebih banyak pada 2021 dan 11,5 kali pada 2022.

Hal itu lah di antaranya diungkap dalam Impact Report Bobobox periode 2022: Travel With a Purpose: Our Story Towards Impactful Experience yang dirilis baru-baru ini.

"Seiring dengan pertumbuhan perusahaan, kami menyadari bahwa dampak Bobobox lebih dari sekedar memberikan fasilitas beristirahat yang nyaman bagi konsumen. Bobobox juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat di sekitar lokasi akomodasi kami," kata Co-Founder & CEO Bobobox Indra Gunawan dalam pernyataan resminya, Sabtu.

Baca juga: Perhutani gandeng Bobobox bangun fasilitas kemah modern

Melalui laporan dampak ini, kata Indra, Bobobox ingin membagikan perjalanan Bobobox dalam mewujudkan komitmen keberlanjutan, serta inisiatif yang telah diimplementasikan untuk memberikan dampak yang lebih luas kepada konsumen, karyawan, investor, dan komunitas sekitar.

Menawarkan akomodasi unik yang menyatu dengan keindahan alam, potensi tersebut lebih lanjut dikembangkan oleh Bobocabin. Tidak hanya memperkenalkan titik pariwisata baru di Indonesia, Bobocabin juga bermisi untuk memberi dampak yang lebih menyeluruh kepada masyarakat di sekitar melalui kemitraan dengan UMKM lokal dan merekrut talenta lokal.

Untuk membangun ekosistem pariwisata yang mampu memberikan dampak positif yang lebih luas, Bobocabin dibangun dengan model bisnis yang unik, salah satunya dengan tidak membangun dapur komersial di dalam akomodasi seperti halnya hotel umumnya.

Dengan demikian, Bobocabin memanfaatkan kerja sama dengan usaha setempat untuk menyediakan makanan, minuman dan aktivitas yang dapat dinikmati oleh turis yang menginap. Mereka yang tergabung ke dalam inisiatif ini selanjutnya disebut sebagai MitraBob.

Ibu Dewi, salah satu MitraBob di Bobocabin Padusan, Mojokerto, mengatakan bahwa setelah bermitra dengan Bobocabin, pendapatannya omsetnya meningkat 50 persen dari sebelumnya. "Saya juga diberikan kesempatan untuk mengikuti berbagai program pelatihan dan pengembangan usaha."

Melalui inisiatif ini, Bobocabin tidak hanya mampu berkontribusi pada peningkatan omset MitraBob tetapi juga memungkinkan UMKM lokal mengakses sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas bisnis mereka.

Kolaborasi yang dilakukan oleh Bobocabin juga turut diimplementasikan melalui penyerapan talenta lokal pada tiap-tiap lokasi operasional Bobocabin. Terdapat beberapa cerita inspiratif lain dari MitraBob dan branch staff Bobocabin tentang signifikansi kehadiran Bobocabin yang mampu membantu meningkatkan ekonomi keluarga dan masyarakat sekitar.

Hingga saat ini, Bobobox memiliki lebih dari 1.262 kamar tersebar di 28 lokasi di Indonesia mulai dari Sumatera, Pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara. Dengan rata-rata tingkat okupansi yang konsisten di angka 90 persen.

Bobobox tidak hanya berfokus pada penyediaan akomodasi yang ramah kantong, tetapi juga mampu mempromosikan praktik keberlanjutan. Oleh karena itu, laporan dampak ini merangkum perjalanan Bobobox dalam merevolusi industri perhotelan melalui produk dan inisiatif teknologi yang dihadirkan.

Baca juga: Bobocabin, akomodasi kabin modular dekat alam

Baca juga: JXB gandeng Bobobox hadirkan fasilitas Glamping di Grand Cempaka

Baca juga: InJourney gandeng Bobobox akselerasi promosi wisata Indonesia

Pewarta: Suryanto
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023