Jakarta (ANTARA) - Perusahaan akomodasi berbasis teknologi Bobobox memperkenalkan secara resmi inovasi bernama Carbon Offset Toggle untuk mengatasi pengurangan emisi karbon di Indonesia dengan berkolaborasi bersama Fairatmos.

"Dalam menjalankan inisiatif lingkungan yang berkelanjutan ini, Bobobox menggandeng Fairatmos sebagai partner karena kepiawaiannya dalam melakukan proses perhitungan emisi sesuai standar yang berlaku secara global, transparan, dan akuntabel,” kata Co-Founder dan President Bobobox Antonius Bong dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Antonius menjelaskan melalui fitur yang ada dalam inovasi itu, pengguna Bobobox bisa ikut berpartisipasi dalam ragam gerakan pengurangan karbon ketika menginap di produk akomodasi Bobopod dan Bobocabin, salah satunya dengan cara mendukung Katingan Mentaya Project di Kalimantan Tengah, dan offset karbon SPE-GRK Proyek Lahendong Pertamina NRE di Sulawesi Utara.

Tujuannya adalah mengajak masyarakat, terutama pengguna akomodasi, untuk menyadari pentingnya membangun lingkungan berkelanjutan, salah satunya dengan menyeimbangkan jejak karbon atau sering disebut zero carbon.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, inisiatif dari Bobobox tersebut juga dalam rangka mendukung target Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk mengurangi emisi karbon hingga 50 persen di industri pariwisata Indonesia pada tahun 2030, serta mencapai industri turisme bebas emisi pada tahun 2045.

"Saya berharap inisiatif itu dapat menginspirasi bisnis lainnya di industri turisme Indonesia untuk mengambil langkah langkah kecil yang bermakna bagi lingkungan sambil berlibur, sekaligus mengajak konsumen memulai langkah sederhana, tapi berdampak signifikan terhadap lingkungan," ujarnya.

Sejumlah upaya lain yang Bobobox sudah lakukan sejak didirikan enam tahun lalu yaitu menciptakan inisiatif sosial dan lingkungan yang berkelanjutan guna menciptakan layanan akomodasi yang mampu memberikan dampak positif bagi sosial dan lingkungan.

Kemudian pemberdayaan masyarakat lokal yang dinamakan Bob Lokal, inisiatif rekrutmen khusus bagi talenta daerah setempat melalui Bob Academy, usaha menuju akomodasi ramah tuli dan inklusif lewat program Good Sleep For All, dan masih banyak lagi dan berfokus di inisiatif lingkungan dengan sistem yang digunakan mengadopsi struktur konstruksi prefabrikasi dan modular, serta metode cut and fill pada proses pengolahan tanah di sekitar area akomodasi.

Dalam kesempatan itu, CEO Fairatmos Natalia Rialucky Marsudi mengatakan pihaknya melakukan perhitungan emisi lewat berbagai aspek untuk memastikan akurasi yang tepat yakni menghitung emisi karbon berdasarkan aspek seperti jenis kamar, durasi menginap, dan lokasi akomodasi.

Sebab aktivitas manusia modern bisa meningkatkan emisi karbon saat menggunakan akomodasi seperti penggunaan listrik dan internet yang menyumbang porsi emisi gas rumah kaca dengan signifikan. Selain itu Fairatmos dan Bobobox juga berfokus pada dua aspek dalam memilih proyek di Indonesia yaitu penyerapan karbon dan daya tahan jangka panjang.

“Langkah-langkah yang diambil termasuk pengukuran emisi pada setiap kabin dan pods, diikuti dengan penawaran offset karbon. Dana yang terkumpul akan dialokasikan untuk program kredit karbon yang bertujuan menurunkan emisi, dengan dokumentasi dan sertifikasi yang terhubung ke sistem seperti SRN dan platform internasional lainnya,” katanya.

Baca juga: KESDM harap bonus penurunan emisi CO2 bisa dijual di pasar karbon

Baca juga: Sistem pompa cerdas berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon

Baca juga: Target nol emisi, Toyota siapkan kendaraan elektrik seluruh segmen


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023