Madiun (ANTARA News) - PT Industri Kereta Api (INKA) akan meningkatkan kapasitas produksi perusahaan dengan membangun bengkel lokomotif baru. 

PT INKA yang saat ini memiliki satu bengkel lokomotif dengan kapasitas produksi 50 unit per tahun menargetkan bisa meningkatkan produksi menjadi dua kali lipat setelah pembangunan bengkel baru usai.

"Workshop lokomotif ini untuk meningkatkan produksi sebagai persiapan untuk bersaing," kata Direktur Produksi dan Teknologi PT INKA, Yunendar Aryo Handoko, di Kantor Pusat PT INKA, Madiun, Jawa Timur, Jumat.

Perusahaan, kata dia, menargetkan pembangunan bengkel baru selesai pertengahan tahun ini.

Ia menjelaskan, saat ini pesaing terberat INKA di pasar dalam dan luar negeri adalah produsen kereta China yang bisa menawarkan produk berkualitas sama dengan harga lebih murah.

"China sebagai pesaing utama berani memberi harga murah. INKA didorong untuk lebih fight," kata Direktur Utama PT INKA, R. Agus H. Purnomo.

"Setiap INKA bisa menawarkan harga murah, kita pasti menang dari China," kata Agus.

Ia mencontohkan, INKA bisa memenangkan tender pengadaan kereta penumpang di Bangladesh (50 unit) dan Malaysia saat bisa menawarkan kereta dengan harga murah.

Perusahaan itu juga mengekspor beberapa produknya ke Thailand, Australia, dan Singapura.

Tahun ini INKA berusaha mencapai target penjualan Rp900 miliar dengan membidik potensi pasar besar seperti pengerjaan KRL Commuter khusus Bandara Soekarno Hatta-Sudirman Baru, monorel, dan pengadaan bus TransJakarta.

Selain itu INKA sedang mengerjakan proyek pengadaan 20 unit kereta ekonomi K3 untuk Kementerian Perhubungan dan 280 gerbong pengangkut kontainer unit PPCW yang akan siap kirim pada Juni 2013.

INKA juga sedang menyelesaikan tahap akhir pengadaan 1.200 unit kereta dalam proyek dengan PT Kereta Api Indonesia yang kontraknya selama dua tahun.

Selain itu juga ada pengerjaan dua rangkaian kereta yang masing-masing terdiri atas empat kereta diesel KRDI serta satu unit kereta ukur dan dua unit lokomotif DH.



Pewarta: Monalisa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013