... menyarankan koridor khusus bagi satwa liar dan dilindungi... "
Jambi (ANTARA News) - Direktur Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Jambi, Rakhmad Hidayat, menyatakan, habibat harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Provinsi Jambi terancam hilang akibat maraknya alihfungsi lahan di daerah itu.

"Saya melihat, munculnya kasus konflik harimau dengan manusia justru lebih disebabkan maraknya alihfungsi lahan, khususnya hutan sebagai habitat harimau untuk dijadikan lokasi hutan tanaman industri (HI), pertambangan hingga perkebunan," ujar Hidayat, di Jambi, Sabtu.

Menurut dia, akibat habitat yang terkikis dan menyempit, mengakibatkan mangsa harimau yang ada didalam hutan semakin berkurang bahkan hilang. Sementara, harimau sebagai pemangsa membutuhkan makanan secara rutin belum ditambah daya jelajah harimau sumatera yang bisa mencapai 40 kilometer perhari.

"Akibat sempitnya habitat dan kurangnya mangsa, memaksa harimau harus keluar dan masuk ke pemukiman maupun perkampungan masyarakat disekitar hutan untuk mencari mangsa," katanya.

Untuk itu, ia sangat mengharapkan, agar pemerintah pusat hingga daerah bisa lebih memperhatikan pembangunan dari sisi lingkungan dan tidak hanya melihat aspek ekonomi semata.

Terkait pelestarian harimau Sumatra di Jambi, dia menyarankan koridor khusus bagi satwa liar dan dilindungi untuk menjaga agar ekosistem satwa tidak terganggu dan tetap terjaga.

Salah satunya koridor menghubungkan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) sebagai kantong satwa liar khususnya harimau sumatera di ujung barat Jambi, yang terhubung dengan beberapa kawasan hutan lainnya seperti Taman Nasional Bukit Tigapuluh hingga membentang ke timur Jambi tepatnya di Taman Nasional Berbak (TNB).

Berdasarkan data di BKSDA Jambi, jumlah harimau Sumatra yang ada di Jambi tercatat mencapai 89 ekor. Paling banyak terdapat di kawasan TNKS dan beberapa kawasan hutan konservasi lainnya. Untuk di Sumatra, harimau ini diperkirakan berjumlah antara 350-500 harimau saja. 

(KR-BS/B012) 

Pewarta: Bangun Santoso
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013