JAKARTA (ANTARA) - Bella Macey, seorang gadis berusia 10 tahun di Australia telah didiagnosis menderita kelainan saraf langka yang menyebabkan rasa sakit luar biasa di kaki kanannya.

Seperti dilaporkan Medical Daily, pada 17 Juli, anak perempuan itu didiagnosis menderita complex regional pain syndrome (CRPS), kelainan kronis yang sering disebut sebagai kondisi paling menyakitkan yang diketahui umat manusia. Kondisinya dipicu oleh infeksi pada kaki kanannya saat liburan keluarga di Fiji.

Sindrom nyeri regional kompleks telah membuat Macey terbaring di tempat tidur dan dia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa menderita rasa sakit yang menyiksa.

Baca juga: Mengenal penyakit tifus scrub, gejala dan pengobatan

"Semuanya tajam, terbakar, menggelitik, semuanya sakit. Ini rasa sakit yang berbeda [yang] saya tidak pernah tahu mungkin. Saya tidak bisa mandi, bahkan dengan tisu, kalian tidak bisa menyentuhnya dengan apa pun, kalau tidak saya akan berteriak," kata Macey.

Apa itu sindrom CRP?

Adalah suatu kondisi yang menyebabkan nyeri kronis yang biasanya berkembang setelah cedera, pembedahan, stroke, atau serangan jantung. Penyebab pasti dari kondisi langka ini belum diketahui. Dalam kebanyakan kasus, CRPS terjadi akibat trauma saraf atau cedera pada anggota tubuh yang terkena.

Gejala CRPS bervariasi. Paling sering, kondisi ini dimulai dengan nyeri berdenyut, bengkak, kemerahan, perubahan suhu dan hipersensitivitas pada lengan, tungkai, tangan atau kaki. Pada beberapa orang, tanda dan gejala CRPS dapat hilang dengan sendirinya. Di tempat lain, kondisinya menjadi tidak dapat diubah setelah warna dan tekstur kulit, rambut dan kuku berubah, dan pasien menderita gejala seperti kejang otot dan pengencangan.

Sindrom CRP adalah kondisi yang relatif langka yang lebih sering menyerang orang dewasa daripada anak-anak. Sekitar 200.000 orang menderita kondisi ini setiap tahun di Amerika Serikat.

Jenis CRPS

CRPS tipe I terjadi tanpa kerusakan saraf setelah sakit atau cedera. Ini dikenal sebagai distrofi simpatik refleks.

CRPS tipe II terjadi setelah kerusakan saraf. Kondisi yang juga dikenal sebagai kausalgia.

Faktor risiko yang meningkatkan risiko CRPS adalah kesehatan saraf yang buruk. Kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes dan neuropati perifer serta kebiasaan gaya hidup seperti merokok meningkatkan kerusakan saraf dan risiko pengembangan CRPS.

Kemudian masalah sistem kekebalan juga berpengaruh. Penyakit autoimun dan orang dengan penyakit radang lainnya berisiko tinggi terhadap CRPS.

Adapula faktor genetika. Para peneliti percaya bahwa meskipun jarang, gen memengaruhi kemampuan seseorang untuk pulih dari cedera.

Baca juga: Wakil Ketua MPR dorong peningkatan deteksi dini cegah penyakit langka

Baca juga: Aksi galang dana penyandang CdLS sampai di Kota Semarang

Baca juga: Peran komunitas ilmiah untuk pemeriksaan genetik cegah penyakit langka

Penerjemah: Siti Zulaikha
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023