Tokyo (ANTARA) - Harga minyak melemah di awal perdagangan Asia pada Rabu pagi, meluncur dari level tertinggi tiga bulan yang dicapai hari sebelumnya setelah data industri menunjukkan kenaikan stok minyak mentah AS.

Namun, penurunan dibatasi di tengah tanda-tanda pasokan global yang lebih ketat dan harapan untuk stimulus ekonomi China.

Minyak mentah berjangka Brent tergelincir 32 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 83,32 dolar AS per barel pada pukul 00.36 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS merosot 28 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan pada 79,35 dolar AS per barel,

"Peningkatan persediaan minyak mentah AS minggu lalu mendorong beberapa penjualan," kata Hiroyuki Kikukawa, presiden NS Trading, unit dari Nissan Securities, menambahkan bahwa investor juga menyesuaikan posisi mereka menjelang keputusan kebijakan moneter oleh Federal Reserve AS.

Stok minyak mentah AS naik sekitar 1,32 juta barel dalam pekan yang berakhir 21 Juli, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API) pada Selasa (25/7/2023). Para analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penarikan 2,3 juta barel.

Persediaan bensin turun sekitar 1,04 juta barel, sedangkan persediaan sulingan naik sekitar 1,61 juta barel.

Data pemerintah AS tentang persediaan minyak akan dirilis pada Rabu waktu setempat.

Harga tergelincir setelah Brent dan WTI pada Selasa (25/7/2023) mencapai level tertinggi sejak 19 April di tengah kekhawatiran atas pasokan yang lebih ketat dan janji otoritas China untuk menopang ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

"Pasar akan terus berada dalam tarik menarik antara pengetatan pasokan global dan kekhawatiran permintaan yang melambat karena perlambatan ekonomi global, meskipun kami memperkirakan harga minyak akan menguji kenaikannya selama musim mengemudi musim panas ketika permintaan lebih tinggi," katanya, memprediksi WTI akan menguji level pertengahan 80 dolar AS pada periode Juli-Agustus.

Pertemuan kebijakan The Fed dimulai pada Selasa (25/7/2023), dengan sebagian besar pelaku pasar mengharapkan bank sentral akan memberikan kenaikan suku bunga 25 basis poin ketika pertemuan berakhir pada Rabu waktu setempat.

Dengan pasokan minyak mentah yang diperkirakan akan mengetat karena pengurangan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, harga minyak telah meraih empat kenaikan mingguan berturut-turut.

Ekspor minyak Saudi turun hampir 40 persen pada Mei dari periode yang sama tahun lalu, menurut data pemerintah terbaru yang dirilis pada Selasa (25/7/2023)

Sementara itu, para pemimpin di China, konsumen minyak nomor dua dunia, berjanji untuk meningkatkan dukungan kebijakan ekonomi.

Pada Selasa (25/7/2023), Dana Moneter Internasional menaikkan perkiraan pertumbuhan global 2023 sedikit mengingat aktivitas ekonomi yang tangguh pada kuartal pertama, tetapi memperingatkan bahwa tantangan yang terus-menerus mengurangi prospek jangka menengah.


Baca juga: Harga minyak sentuh level tertinggi 3 bulan karena pengetatan pasokan
Baca juga: Rubel Rusia menguat ke tertinggi lebih dari satu minggu terhadap dolar
Baca juga: Minyak naik di Asia karena pasokan lebih ketat dan stimulus China

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023