Hingga hari ini kita sudah membagikan benih jagung biotek Bayer kepada 300 petani untuk di uji coba di 3 provinsi...
Dompu, NTB (ANTARA) - Perusahaan global bidang life science terkait kesehatan dan nutrisi Bayer Indonesia mengklaim penggunaan benih jagung bioteknologi hibrida mampu meningkatkan produksi petani hingga 30 persen.

"Hasil uji coba kami di 5 provinsi di Indonesia yang berbeda dan di musim lalu menunjukkan bahwa dengan jagung RR (Roundup Ready) para petani mendapatkan potensi peningkatan pendapatan hingga 30 persen dibandingkan dengan menggunakan jagung hibrida biasa,” ucap Bayer Crop Science Country Cluster Head for Southeast Asia & Pakistan Stacy Markovich saat konferensi pers usai meninjau area uji coba penanam benih jagung bioteknologi di Desa Manggalewa, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Rabu.

Stacy menjelaskan peningkatan pendapatan diperoleh dari kombinasi hasil panen yang lebih tinggi dan pengurangan biaya input. Pengurangan biaya input dikhususkan pada pengurangan biaya yang dikeluarkan petani untuk membeli herbisida Roundup yang dikenal ampuh membasmi tanaman liar yang tumbuh di areal pertanaman atau gulma.

Pada umumnya, petani jagung harus menggunakan herbisida sebanyak 3-4 kali dalam satu musim tanam. Namun, jika menggunakan herbisida Roundup, akan turut merusak benih jagung yang berdampak pada penurunan hasil produksi.

Melalui penggunaan benih jagung DK95R mengandung sifat Roundup Ready (RR) yang toleran terhadap bahan aktif dalam herbisida keluarga Roundup bernama glifosat dapat digunakan untuk pengendalian gulma tanpa merusak tanaman jagung.

“Hingga hari ini kita sudah membagikan benih jagung biotek Bayer kepada 300 petani untuk di uji coba di 3 provinsi termasuk Nusa Tenggara Barat karena kami anggap sebagai provinsi yang memiliki potensi untuk pertanian jagung,” ucapnya.

Petani yang sudah mengadopsi teknologi tersebut, lanjutnya, mengakui telah banyak mendapat keuntungan terutama di fase awal pertumbuhan jagung yang mana merupakan fase paling sensitif dari pertumbuhan gulma.

Menanggapi peluncuran benih jagung bioteknologi tersebut, Bupati Dompu, NTB Kader Jaelani menyampaikan terdapat peningkatan akan kebutuhan pangan dan pakan yang harus dipenuhi dengan praktek budidaya yang lebih efisien seiring dengan meningkatnya populasi Indonesia dan pertumbuhan kelas menengah.

“Oleh karena itu, prioritas Pemerintah NTB adalah mendukung sektor pertanian kami. Kami senang bermitra dengan Bayer dalam peluncuran pertama benih jagung bioteknologi in. Pengenalan teknologi bioteknologi pada jagung akan membantu meningkatkan kesejahteraan petani jagung di NTB dan mendorong swasembada pangan di Indonesia," katanya.

Sementara itu, petani asal Sumbawa, NTB, Hamzan Wadi mengaku bahwa ia sudah terlibat dalam 2 kali masa tanam menggunakan jagung bioteknologi. Melalui penggunaan bibit hasil inovasi, menurutnya terdapat efisiensi pada waktu, tenaga dan biaya karena hanya membutuhkan 1 kali penyemprotan herbisida. Termasuk juga efisiensi pupuk karena pupuk hanya akan benar-benar diserap oleh tanaman jagung.

“Hasil panen jagung saya meningkat 19,7 persen, atau setara dengan 37 persen dari pendapatan bersih saya,” ucapnya.

Baca juga: Bayer Indonesia kenalkan "Better Farming, Better Life" tekan stunting
Baca juga: Bayer Indonesia peroleh penghargaan Sustainability Business Awards


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023