Jakarta (ANTARA) - Aktor seni peran Chicco Kurniawan mengatakan bahwa dirinya sangat menyukai karya-karya penulis Eka Kurniawan, salah satunya adalah novel "Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas" (2014) yang kemudian diangkat ke layar lebar di bawah arahan sutradara Edwin dari Palari Films tahun 2021 silam.

"Page pertama 'Seperti Dendam' sudah ngomongin cowok yang 'itu'-nya tidur, dan hal itu sudah menarik sekali, sih. Gue sangat suka tulisan Eka Kurniawan, itu fiksi yang main bending mindset, bahkan keluar dari akal gue sendiri. Tapi malah jadi masuk, sih," buka Chicco kala mengunjungi Kantor Berita ANTARA Jakarta, Rabu.

Sementara dari luar negeri, aktor peraih Piala Citra 2021 untuk Pemeran Utama Pria Terbaik dalam film "Penyalin Cahaya" menyebutkan bahwa penulis Paulo Coelho adalah salah satu sosok sastrawan favoritnya. Chicco tak dapat melupakan karya ke-16 sang penulis asal Brasil itu bertajuk "Adultery" yang ia lahap sekitar lima atau enam tahun lalu.

"Itu buku yang sangat gue suka. Gue baca random banget, dikasih tahu teman karena pada dasarnya gue nggak suka baca buku fiksi. Pas tiba-tiba baca itu, menarik sekali. Inti di buku itu adalah kehidupan seorang manusia dari perspektif perempuan yang sangat damai, namun di kondisi kedamaian itu malah bingung antara damai atau bosan," terangnya.

Baca juga: "Penyalin Cahaya", film panjang perdana sutradara Wregas Bhanuteja

Novel "Adultery", kata Chicco, membahas tentang perselingkuhan yang membuat moral dirinya menjadi kebingungan kala memaknai esensi dari seluruh cerita. Karya sastrawan Coelho tersebut juga dianggap turut mengubah cara berpikir sang aktor berkaitan dengan sudut pandang mengenai baik dan buruk kehidupan.
 
Aktor seni peran Chicco Kurniawan saat mengunjungi Kantor Berita ANTARA Jakarta, Rabu (26/7). (ANTARA/Ahmad Faishal)


"Saat baca buku itu, gue berpikir, 'Oh ini selingkuh, tapi kok kayak wajar, ya?' karena kondisi yang digambarkan di situ sangat damai. Tapi jadi nggak ada apa-apa dalam kehidupan, nggak ada letupan apapun yang karakter itu rasakan. Itulah yang membuat gue takjub dengan buku itu, betapa hal yang damai-damai saja malah jadi aneh dan membingungkan," selorohnya sambil tertawa.

Aktor kelahiran 16 Mei 1994 tersebut juga menjelaskan bahwa dirinya membaca "Adultery" tanpa jeda sejak konflik kedua hingga akhir cerita. Selain itu, Chicco yang didapuk sebagai salah satu Duta Festival Film Indonesia 2023 itu juga menikmati membaca buku-buku tentang self-help dan motivasi karena sejak kecil dirinya terbiasa memandang kehidupan dari kutipan-kutipan yang ia temukan dari media sosial Tumblr.

"Gue tumbuh dari situ, jadi gue suka buku-buku penyair Rupi Kaur. Intinya, nggak tahu kenapa, gue bukan tipikal orang yang bisa mengartikulasikan banyak hal di dalam pikiran dan perasaan. Makanya, baca buku-buku semacam itu mewakili apa yang gue rasakan," paparnya.

Ia menilai terdapat perbedaan rasa ketika membaca sebuah buku dan menekuni lakon dalam film. Saat membaca buku, ia merasakan imajinasi diri yang kerap tersentil untuk selalu merasakan sesuatu tanpa harus melihat secara visual. Meski demikian, Chicco mengaku bahwa ia selalu berusaha untuk membaca buku kala ia benar-benar menginginkannya dan tidak karena terpaksa, bahkan di sela-sela proses syuting.

"Karena sudah diniatkan, jadi pada saat ingin membaca maka proses menerima konteks bacaan itu pun jadi lebih gampang. Analogi-nya seperti gue sedang (maaf) mulas, ya sudah keluarkan saja. Sama seperti baca buku, ketika ingin dan butuh sekali membaca, pasti gue akan berusaha membaca di sela syuting atau waktu santai. Jadi ya sebisa mungkin walau jujur gue malas membaca, namun berusaha untuk menyempatkan," tutupnya.

Baca juga: Shenina Cinnamon dan Chicco Kurniawan reuni di "Cross The Line"

Baca juga: Daihatsu luncurkan serial web drama keluarga "Mulih"

Baca juga: Yayan Ruhian, Adipati Dolken & Donny Damara ada di "Penyalin Cahaya"

Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023