Harga minyak naik satu persen di perdagangan Asia pada Kamis sore.
Tokyo/Singapura (ANTARA) - Harga minyak naik satu persen di perdagangan Asia pada Kamis sore, menutup kerugian sesi sebelumnya, karena pengetatan pasokan dan ekspektasi permintaan China yang lebih kuat mengalahkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi.

Minyak mentah berjangka Brent terangkat 58 sen atau 0,7 persen, menjadi diperdagangkan di 83,50 dolar AS barel pada pukul 06.49 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 60 sen atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 79,42 dolar AS per barel menuju level tertinggi sejak 19 April.

Harga minyak turun pada Rabu (26/7), setelah data menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun kurang dari yang diharapkan dan Federal Reserve menaikkan suku bunga seperempat poin persentase, membiarkan pintu terbuka untuk kenaikan lainnya.

Karena langkah Fed sesuai harapan, fokus pasar beralih ke Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC+, yang mengadakan pertemuan bulanan Komite Pemantauan Menteri Bersama minggu depan.

Prospek permintaan komite akan menjadi kunci apakah pemimpin de facto Arab Saudi memutuskan untuk memperpanjang pengurangan produksi sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga September.

Arab Saudi memangkas produksinya menjadi 9 juta barel per hari pada Juli dari sekitar 10 juta barel per hari, pengurangan produksi terbesar dalam beberapa tahun, dan pada awal Juli mengatakan akan memperpanjang pemotongan hingga Agustus.

Sementara itu, sentimen pasar tetap didukung oleh janji China awal pekan ini untuk mengambil lebih banyak langkah guna mendorong pertumbuhan.

"Otoritas China telah memberi isyarat akan meningkatkan langkah-langkah dukungan untuk menghidupkan kembali ekonomi China yang sedang sakit yang pada gilirannya telah mendorong harapan regenerasi permintaan minyak dari importir minyak mentah terbesar dunia," kata Priyanka Sachdeva, analis dari Phillip Nova dalam sebuah catatan.

"Fakta bahwa Fed mendekati perubahan arah dan entah bagaimana permintaan minyak mentah masih bertahan di tengah pasokan yang kurang pada paruh kedua tahun ini, level psikologis teknis 80 dolar AS per barel untuk WTI mungkin sudah dekat," katanya.

Analis dari Commonwealth Bank of Australia memperkirakan minyak berjangka Brent akan naik menjadi 85 dolar AS per barel pada kuartal keempat di tengah ekspektasi bahwa pemotongan pasokan OPEC+ dan permintaan yang kuat akan memaksa stok minyak global turun.

Tetapi membatasi kenaikan minyak, Bank Sentral Eropa diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk kesembilan kalinya berturut-turut pada Kamis, yang mungkin bukan akhir dari pengetatan kebijakan di tengah inflasi yang persisten.

Rusia akan secara signifikan meningkatkan pemuatan minyak pada September, mengakhiri pemotongan ekspor yang tajam pada Juni hingga Agustus, karena puncak pemeliharaan kilang akan membebaskan lebih banyak minyak mentah untuk penjualan di luar negeri, kata tiga sumber industri dan perhitungan Reuters berdasarkan data penyulingan menunjukkan.
Baca juga: Minyak jatuh setelah Fed naikkan suku bunga, stok AS turun lebih kecil
Baca juga: Minyak naik di awal Asia, pasokan ketat imbangi kenaikan suku bunga

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023