Jakarta (ANTARA) - Kepolisian menggandeng lurah dan tokoh masyarakat untuk mencegah tawuran antarpemuda di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Hal itu dilakukan terkait tawuran pemuda di rel kereta di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (26/7).

"Di situ memang ada pelajarnya, tapi juga ada pemuda-pemuda yang kategorinya sudah tidak sekolah," kata Kepala Kepolisian Sektor Tanjung Priok Komisaris Polisi Nazirwan di Mapolsek Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis.

​​​​​Menurut Nazirwan, keterlibatan pelajar pada kelompok yang melakukan tawuran tersebut tak hanya meresahkan masyarakat, namun juga sampai mengakibatkan laju KRL tersendat.

"Kesepakatan bersama, misalnya, akan memberikan sanksi sosial atau sanksi di lingkungan. Dalam hal ini dengan lurah, tokoh masyarakat, tokoh adat, dengan tokoh pemuda juga," katanya.

Baca juga: Satpol PP DKI libatkan siswa untuk cegah tawuran
Baca juga: Ada dua kasus pencabutan KJP pelajar yang terlibat tawuran


Berdasarkan rekaman video amatir milik warga di lokasi, kereta yang hendak menuju stasiun akhirnya terhenti karena dua kelompok pemuda saling serang menggunakan senjata tajam.

Mereka saling serang di atas rel kereta, sementara di sisi rel lainnya satu KRL yang berhenti karena tak mau mengambil risiko jatuhnya korban jiwa dalam peristiwa ini.

Ketua RW 015 Tanjung Priok Nurjamal membenarkan adanya tawuran tersebut. Tawuran terjadi di rel kereta di perbatasan RW 014 dan RW 015 Kelurahan Tanjung Priok.

"Itu antara Gang Samudra dengan Gang Pelita, perbatasan RW 014 dan RW 015 Kelurahan Tanjung Priok," kata Nurjamal.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023