Para lansia di tahun 2035 sebagian besar berpendidikan rendah dengan ekonomi juga rendah, jadi kalau yang muda stunting bisa berbahaya
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, kader keluarga berencana (KB) dan tim pendamping keluarga (TPK) memiliki tugas penting untuk menyelamatkan Indonesia dari aging population, atau penduduk lanjut usia (lansia) yang mendominasi masyarakat karena peningkatan usia harapan hidup.

Hasto menjelaskan, program percepatan penurunan stunting bertujuan untuk menghasilkan generasi berkualitas, sehat, cerdas, dan berpostur tinggi, sehingga akan melahirkan generasi lanjut usia (lansia) yang berkualitas seiring dengan peningkatan usia harapan hidup, dan ancaman aging population dapat diatasi dengan baik.

"Para lansia di tahun 2035 sebagian besar berpendidikan rendah dengan ekonomi juga rendah, jadi kalau yang muda stunting bisa berbahaya, untuk itu kader KB dan TPK mempunyai tugas penting, karena mereka adalah akar dari program percepatan penurunan stunting," ujar Hasto dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.

Dokter kandungan dan konsultan reproduksi ini memaparkan, di tahun 2035 penduduk lansia akan didominasi kaum perempuan, karena mereka cenderung memiliki usia harapan hidup lebih panjang dibanding laki-laki.

Baca juga: Kepala BKKBN sebut cegah kelahiran bayi stunting kunci desa sehat

"Era bonus demografi di negara ini akan dipenuhi banyak perempuan," kata dia.

Untuk itu, sesuai dengan pesan Presiden Joko Widodo tentang pentingnya mencegah stunting sejak dini, Hasto juga menekankan pentingnya mencegah pernikahan usia dini, mengingat risiko kesehatan yang bisa mengancam perempuan hamil pada usia kurang dari 20 tahun.

“Panggul seorang perempuan pada masa remaja mengalami pertumbuhan sampai ukuran maksimal 10 cm sesuai kodrat lingkar kepala bayi yang akan dilahirkan. Saat seorang perempuan melahirkan anak di usia belasan, lingkar panggulnya belum mencapai ukuran maksimal, sehingga pertumbuhan fisiknya menjadi terhambat dan akan berdampak pada kesehatannya di hari tua,” tutur dia.

Hasto yang turut hadir dalam peringatan Hari keluarga nasional (Harganas) tingkat Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Kamis (27/7) juga menekankan pentingnya merencanakan kehidupan berkeluarga dengan menjaga kesehatan ibu dan bayi pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

Baca juga: Kepala BKKBN sebut Kalsel tertinggi ketiga nasional penurunan stunting

"Pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) itu sangat penting, untuk itu ibu harus menjaga asupan nutrisi, sehingga mencegah terjadinya stunting pada anak sejak dini," ucap dia.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalsel Ramlan menyampaikan, Harganas ke 30 tahun 2023 di Kalsel bertujuan untuk mengkolaborasikan langkah keluarga Indonesia dalam mencegah stunting, juga meningkatkan peran pemangku kepentingan dan tokoh masyarakat dalam pembangunan keluarga.

"Yang tidak kalah penting, untuk meningkatkan kepedulian keluarga Indonesia dalam pencegahan stunting," tutur Ramlan.

Peringatan Harganas di Kalsel sekaligus menjadi ajang pemberian penghargaan kepada provinsi ini dalam program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting.

Penghargaan itu salah satunya yakni sebagai Juara I provinsi terbaik tingkat nasional pelayanan KB serentak sejuta akseptor (PSA) kelompok target 15.000 - 40.000 akseptor.

Baca juga: Ganjar Pranowo apresiasi kerja Penyuluh KB turunkan stunting

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023