...kita masih terbelakang dalam transportasi laut padahal potensi kita luar biasa
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi V DPR Laurens Bahang Dama menilai transportasi laut Indonesia di kawasan Asia Tenggara masih terpuruk karena belum dapat memanfaatkan secara optimal potensi bahkan yang terdapat di dalam negeri sendiri.

"Indonesia berada di rangking ke-59, dibanding negara-negara lain, posisi kita melorot," kata Laurens Bahang Dama dalam diskusi Masa Depan Transportasi Laut Indonesia di Gedung Dewan Pers Jakarta, Kamis.

Ia menyebutkan, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) sepanjang 2012 telah mendata rangking transportasi laut negara-negara di dunia dan mendapatkan bahwa Indonesia berada pada urutan ke-59 dunia dan posisi tersebut masih jauh di bawah ranking negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Laurens memaparkan posisi pertama ditempati oleh Singapura, dan kemudian untuk negara-negara Asia Tenggara diikuti oleh Malaysia (29), Thailand (38), Filipina (52), dan Vietnam (53).

"Itu tandanya kita masih terbelakang dalam transportasi laut padahal potensi kita luar biasa," kata Laurens.

Anggota DPR dari Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengemukakan data tersebut menunjukkan hal yang ironis sebab Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan ukuran ekonomi program pemerintah yang semakin besar, tetapi intensitas pelayanan transportasi laut untuk publik masih belum menunjukkan peningkatan signifikan.

Laurens mencontohkan kemampuan daya angkut armada laut nasional untuk muatan dalam negeri baru mencapai 54,5 persen. Dari jumlah tersebut, hanya empat persen untuk ekspor sedangkan selebihnya dikuasai kapal asing.

Pembicara lainnya, Kepala Subdirektorat Pengembangan Sistem dan Informasi Angkutan Laut Kementerian Perhubungan, Atik Sewaka, mengemukakan telah terjadi peningkatan yang signifikan dari jumlah kapal berbendera Indonesia.

"Pada Februari 2013 ini sudah tercatat 12.004 kapal atau menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 98,7 persen dari jumlah 6.041 kapal yang tercapai pada Maret 2005," kata Atik Sewaka.

Menurut dia, hal tersebut karena pertumbuhan jumlah perusahaan angkutan laut dalam negeri pada periode tersebut juga diikuti oleh penambahan jumlah kapal secara besar-besaran.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013