saya minta dinas terkait tanggung jawabnya
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memanggil pihak perusahaan provider yang mengelola jaringan kabel optik di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan menyusul kasus kecelakaan yang menimpa seorang mahasiswa usai terkena kabel yang menjuntai.

Kabel yang menjuntai tersebut menyebabkan seorang mahasiswa bernama Sultan Rif'at Alfatih mengalami kecelakaan dan hingga kini kondisinya belum membaik serta memerlukan alat bantu untuk bernapas.

"Hari ini kami lakukan konfirmasi ke pemilik Bali Tower terkait kejadian tersebut dan apa yang sudah dilakukan Bali Tower," kata Kabid Utilitas Dinas Bina Marga DKI Jakarta Samsul Bahri saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

Baca juga: Legislator sarankan korban kabel optik di Jaksel lapor polisi

Samsul mengungkapkan bahwa pihak Bali Tower tidak berkoordinasi kepada Bina Marga terkait adanya insiden tersebut. Sehingga, pemanggilan itu dilakukan guna mendapatkan penjelasan dari pihak Bali Tower.

"Kalau memang tidak bisa dirapikan, tidak bisa dilakukan penataan, ya kami sesuai dengan ketentuan yang ada pertama kita teguran peringatan tertulis, dan juga tidak juga ada penataan kami putus kabel yang menjuntai itu," ujar Samsul.

Selain itu, Samsul menyebut, Dinas Bina Marga juga langsung melakukan pengecekan di lapangan setelah mengetahui kejadian yang dialami Sultan viral di media sosial.

Hasilnya, Bina Marga mendapati keberadaan tower BTS yang kondisi kabelnya melintas di atas jalan.

"Kalau dari hasil pengamatan kami di lokasi terjadinya musibah memang di situ ada BTS salah satu provider, lalu ada tiang, ada dua tianglah yang menyeberang, satu titik dekat BTS, satu titik lagi di seberang BTS," jelas Samsul.

Menurut Samsul, kondisi kabel fiber optik saat ini memang sudah tinggi. Samsul turut prihatin atas kejadian kecelakaan yang menimpa Sultan.

"Dari sisi aspek keamanan sudah clear-lah karena sudah di ketinggian antara 10 sampai 11 meter di atas permukaan jalan. Untuk yang kondisi sekarang ya ini," ujar Samsul.

Keberadaan kabel utilitas, kata Samsul seharusnya tidak boleh berada di atas jalan raya dalam kondisi melintang.

Kejadian ini menjadi evaluasi bersama untuk lebih merapikan jaringan yang ada di udara, terutama yang melintang antar ruas jalan agar tidak terjadi kejadian serupa.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meminta jajarannya merapikan kabel serat optik yang semrawut (berantakan) di jalanan Ibu Kota.

"Saya minta serat optik, galian kabel, harus rapi, saya minta dinas terkait tanggung jawabnya seperti apa," kata Heru di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat.

Heru menyebut kerapian kabel fiber optik merupakan target sejak mengemban tugas sebagai Penjabat Gubernur DKI Jakarta pada Oktober 2022.

Baca juga: 541 pelaku UMKM di Magetan dapat bantuan internet jaringan fiber optik

Baca juga: Percepat ekonomi digital RI, KEK NDP Batam bangun serat optik

Baca juga: Moratelindo akan fokus bisnis Fiber To The Home pada 2023
 

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023