Abdulrachman Saleh dikenal sebagai dokter serbabisa karena dia juga ahli radio yang memelopori berdirinya RRI.
Jakarta (ANTARA) - Peletakan batu pertama (groundbreaking) mengawali pembangunan Rumah Sakit (RS) Khusus Infeksi Prof. dr. Abdulrachman Saleh yang menempati kompleks Perkantoran Wisma Aldiron, bekas Markas Besar TNI Angkatan Udara di Jakarta, Rabu.

Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI M. Herindra dan Wakil Kepala Staf TNI AU (Wakasau) Marsekal Madya (Marsdya) TNI Agustinus Gustaf Brugman hadir dalam acara peletakan batu pertama pembangunan RS khusus infeksi itu.

Setelah acara yang berlangsung di Wisma Aldiron Pancoran, Jakarta, Rabu, Wamenhan RI, mengatakan, "Hari ini baru saja menyaksikan groundbreaking RS Khusus Infeksi Prof. dr. Abdulrachman Saleh."

Menurut dia, hal itu merupakan bentuk nyata Pemerintah dalam rangka menjaga ketahanan nasional melalui kesehatan.

Dengan adanya rumah sakit ini, dia berharap memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya prajurit TNI Angkatan Udara. Apabila menghadapi pandemi seperti yang baru saja terjadi beberapa tahun lalu, akan lebih siap.

Herindra menjelaskan bahwa pembangunan RS itu juga upaya pemerintah memanfaatkan aset-aset negara yang belum optimal penggunaannya.

Ia menuturkan bahwa RS khusus infeksi ini fokus pada pelayanan kesehatan untuk penanganan dan pencegahan penyakit menular. Pasalnya, saat ini di Jakarta, rumah sakit khusus infeksi masih cukup sedikit jumlahnya.

Tahapan pembangunan RS ini terdiri atas empat fase. Groundbreaking pada hari Rabu merupakan untuk fase pertama pembangunan rumah sakit.

Targetnya, pembangunan tahap pertama RS Prof. dr Abdulrachman Saleh rampung dalam 36 bulan ke depan terhitung sejak hari ini.

"Pertama di sini lebih kurang (kapasitasnya) ada 100 bed (kasur), kemudian nanti apabila selesai, dilanjutkan tahap berikutnya. Tentunya itu tergantung pada ketersediaan anggaran," kata Herindra.

Baca juga: Panglima: TNI perlu tingkatkan kemampuan hadapi ancaman biologis
Baca juga: Panglima TNI resmikan Monumen Marsda TNI (Anumerta) Abdulrachman Saleh


Untuk pembangunan fase pertama RS ini, pembiayaannya bersumber dari pinjaman lunak (soft loan) pemerintah Austria yang disalurkan melalui AME International GmbH.

"Nilai pinjaman 55 juta dolar AS (sekitar Rp835,73 miliar)," kata dia.

Dalam acara yang sama, Wakasau yang mewakili Kepala Staf TNI Angkatan Udara mengatakan bahwa pembangunan RS Khusus Infeksi Prof. dr. Abdulrachman Saleh diinisiasi sejak 2021 oleh Panglima TNI (saat itu) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

Kompleks perkantoran Wisma Aldiron dipilih sebagai lokasi pembangunan RS, kata Marsdya TNI A. Gustaf Brugman, karena tempat itu punya nilai historis bagi TNI AU.

"Kami berharap pembangunan rumah sakit ini tidak hanya berkontribusi positif bagi prajurit TNI Angkatan Udara dan keluarga, tetapi juga masyarakat," kata Wakasau saat membacakan sambutan Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo saat acara.

Profesor dr. Abdulrachman Saleh yang namanya disematkan sebagai nama RS khusus infeksi itu merupakan seorang dokter dan prajurit TNI AU, yang gugur saat mengantar obat-obatan sumbangan Palang Merah Malaya untuk Palang Merah Indonesia. Pesawat yang ditumpangi Prof. dr. Abdulrachman Saleh ditembak oleh tentara Belanda saat hendak mendarat di Yogyakarta pada masa Agresi Militer Belanda I pada tahun 1947.

Atas jasa-jasanya kepada Indonesia, Prof. dr. Abdulrachman Saleh menerima gelar Pahlawan Nasional dari Presiden RI sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor: 071/TK/1974 pada 9 November 1974. Dia juga dianugerahi pangkat marsekal muda (anumerta), menerima berbagai bintang jasa, yaitu Satyalencana Bintang Garuda dan Bintang Mahaputra.

Abdulrachman Saleh dikenal sebagai dokter serbabisa karena dia juga ahli radio yang memelopori berdirinya RRI. Abdulrachman Saleh mendapat gelar Bapak Ilmu Faal Indonesia dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023