Kinerja kredit terus membaik pada triwulan-II 2023 seiring dengan tingkat pertumbuhan normalnya
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) memprediksi kredit perbankan akan tetap tumbuh positif pada triwulan II-2023.

“Kinerja kredit terus membaik pada triwulan-II 2023 seiring dengan tingkat pertumbuhan normalnya,” kata ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky dalam laporan Indonesia Economic Outlook Q3-2023 yang diterima di Jakarta, Jumat.

Pada triwulan I-2023, total pertumbuhan kredit mencapai 10,36 persen year-on-year (yoy), lebih rendah bila dibandingkan capaian pada triwulan IV-2022 yang sebesar 11,52 persen yoy.

Kendati demikian, kredit konsumsi terus meningkat yakni menjadi 9,41 persen yoy pada triwulan I-2023 dari 9,12 persen pada triwulan sebelumnya. Capaian tersebut didukung oleh daya beli masyarakat yang membaik dan tingkat inflasi yang terkendali.

Sementara kelompok kredit modal kerja dan kredit investasi turun masing-masing menjadi 9,79 persen yoy dan 12,33 persen yoy pada triwulan I, dari 11,82 persen yoy dan 13,56 persen yoy pada triwulan sebelumnya.

Baca juga: BI perkuat insentif likuiditas guna tingkatkan penyaluran kredit

Baca juga: Penyaluran kredit Bank Jago Rp11,2 triliun pada semester I 2023


Menurut Riefky, perkembangan tersebut menunjukkan sejumlah kelompok kredit secara bertahap telah kembali ke lintasan pertumbuhan normalnya di sekitar 8 persen hingga 10 persen, karena tren pertumbuhan yang lebih tinggi pada tahun 2022 dapat disebabkan oleh kontraksi yang tajam di 2021.

Riekfy juga menyinggung data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memperlihatkan bahwa industri perbankan Indonesia masih resilien di tengah perlambatan ekonomi global dan gejolak perbankan global, khususnya negara-negara maju.

Perbankan domestik menunjukkan indikator yang relatif kuat ditopang oleh likuiditas yang cukup memadai dan kualitas aset yang baik.

Per April 2023, rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) tetap stabil di level 2,53 persen. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) turun menjadi 6,98 persen yoy, sehingga menghasilkan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang lebih tinggi ke angka 81,09 persen.

Perkembangan tersebut, sambung Riefky, mengindikasikan likuiditas berada dalam kondisi yang relatif lebih ketat.

Baca juga: BTN salurkan kredit capai Rp308 triliun sepanjang semester I 2023

Baca juga: Survei BI indikasikan penyaluran kredit baru meningkat di triwulan II


Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023