Generasi muda kalau mau memilih itu sangat menentukan nasib bangsa ke depan. Jadi, kita tidak bisa apatis
Denpasar (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Made Mangku Pastika mengajak generasi muda di Provinsi Bali agar selektif dalam memilih wakil rakyat dan pemimpin pada Pemilu 2024 sehingga tidak sampai memilih pemimpin yang tidak berkualitas.

"Generasi muda kalau mau memilih itu sangat menentukan nasib bangsa ke depan. Jadi, kita tidak bisa apatis," kata Pastika dalam kegiatan reses bertempat di Agro Learning Center (ALC) di Denpasar, Sabtu.

Mantan Gubernur Bali dua periode itu dalam kegiatan reses bertajuk "Media sebagai Pengawal Pemilu Berkualitas? tersebut menghadirkan perwakilan politisi, akademisi, jurnalis dan mahasiswa.

"Yang kita pilih itu yang akan menentukan nasib kita ke depan. Misalnya berapa pajak yang kita bayar, berapa dana yang dialokasikan untuk pendidikan, apa saja program dan berapa anggaran untuk pemuliaan danau (Danu Kerthi) dan berbagai persoalan lainnya," ucapnya.

Terhadap sejumlah persoalan yang dihadapi Bali, kata Pastika, mampu tidak para calon pemimpin itu untuk menyiapkan dan merancang program sebagai solusi ketika nanti dia terpilih.

"Selain itu, bagaimana pula misalnya para aktivis maupun penggiat lingkungan untuk komitmen dengan para calon yang akan berjuang untuk lingkungan," ucapnya.

Menurut Pastika, jika melihat data jumlah pemilih dari generasi muda akan mendominasi dalam Pemilu 2024, maka mereka akan menjadi penentu lahirnya para pemimpin masa depan di berbagai tingkatan yang bisa memajukan bangsa.

Oleh karena itu, ia mengingatkan jangan sampai salah memilih. Saat ini masih ada waktu dan kesempatan untuk melihat dan memilih seperti apa yang cocok jadi pemimpin. Jangan apatis dan jangan gampang dipengaruhi.

Baca juga: Anggota MPR motivasi mahasiswa Bali berani bersuara pada Pemilu 2024

Baca juga: Mangku Pastika minta cendekiawan Bali beri contoh baik di Pemilu 2024


"Pemilih milenial ada 50 persen lebih. Tetapi masalahnya apa mereka mau memilih, ini yang perlu diedukasi, jangan sampai mereka apatis. Jangan pilih pemimpin yang tahunya hanya ngomong tetapi tidak ada action," ujar mantan Kapolda Bali itu.

Di sisi lain, Pastika menyoroti peran dan kekuatan media dinilai sangat penting. Media tidak hanya memberi informasi, juga edukasi dan menggerakkan pemilih agar mau ke tempat pemungutan suara.

Namun, ia pun mengingatkan masyarakat dapat menyeleksi informasi yang diterima karena saat ini banyak sekali informasi bohong dan menipu yang beredar.

Akademisi yang juga calon anggota DPD RI Dapil Bali Dr I Gede Suardana mengatakan media mainstream dan media sosial sama-sama dapat berperan optimal dalam mewujudkan kemajuan demokrasi pada Pemilu 2024.

"Media mainstream memiliki tanggung jawab mengawal dan mewujudkan Pemilu 2024 yang berintegritas dan demokratis dengan menghadirkan berita yang berkualitas," ucap mantan jurnalis dan Ketua KPU Kabupaten Buleleng itu.

Tetapi yang tidak kalah penting memberdayakan netizen agar dapat menggunakan media sosial secara baik dan bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk menguji program kerja para caleg, calon DPD, dan capres.

Selanjutnya akademisi Dr Sutarya berpandangan saat ini kekuasaan tidak hanya telah "membeli" media mainstream, namun juga hingga media sosial melalui buzzer hingga beriklan.

"Saya harapkan rekan-rekan media harus berkolaborasi untuk mendidik masyarakat menjadi jurnalis dengan jurnalisme warga yang kemudian diviralkan terhadap persoalan di masyarakat," ujarnya.

Di tengah hegemoni yang sudah terjadi dimana-mana, menurut dia, harus dibuat ruang-ruang kreatif untuk melakukan perlawanan.

Tokoh pers Bagus Ngurah Rai mengakui media selalu ada pihak ingin mengendalikan dan menguasai. Namun ia tetap berharap ada perubahan.

Demikian pula Atmaja, tokoh pers lainnya, mengatakan wartawan harus ada niat dan keberanian dalam menjalankan profesinya sehingga tidak bisa didikte dan dikendalikan oleh kepentingan tertentu.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Made Mangku Pastika bersama sejumlah tokoh saat mengadakan reses bertajuk "Media sebagai Pengawal Pemilu Berkualitas" di Agro Learning Center di Denpasar, Sabtu (5/8/2023). ANTARA/Ni Luh Rhismawati.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2023