Lombok memimpin dalam inisiatif energi bersih
Mataram (ANTARA) - Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris Graham Stuart mendukung langkah Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengembangkan energi hijau untuk masa depan.

"Saya sangat senang melihat semua sumber daya di Bendungan Pandanduri diubah menjadi energi bersih untuk memberikan manfaat bagi masyarakat Lombok. Pemerintah Inggris mendukung inisiatif dan membantu Indonesia dan otoritas di NTB dalam proyek pertama di NTB ini," kata Graham saat mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro atau Mini Hydro Power Plant (MHPP) di Bendungan Pandanduri, Kabupaten Lombok Timur, Sabtu.

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro di Bendungan Pandanduri, Kabupaten Lombok Timur ini terlaksana melalui kemitraan Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (Mentari) antara Indonesia dan Inggris.

Ia mengatakan sudah bertemu dengan Gubernur Zulkieflimansyah dan wakilnya Sitti Rohmi Djalilah. Bahkan, dirinya mendengar langsung komitmen Gubernur dan Wakil Gubernur NTB pada pengembangan energi terbarukan.

"Mereka yakin dan percaya bahwa masa depan NTB bergantung pada pariwisata hijau dan energi hijau supaya mereka bisa menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan demi kesejahteraan yang lebih baik dan untuk jangka panjang bagi masyarakat," ujarnya.

Baca juga: Inggris dan NTB jajaki kerja sama energi baru terbarukan
Baca juga: Wagub NTB tegaskan komitmen Pemprov kawal isu lingkungan di Inggris


Graham menyebutkan ada banyak bendungan seperti Pandanduri di Indonesia. Namun, dari sekian bendungan di Lombok, dengan keberadaan Bendungan Pandanduri menjadi yang terdepan dalam inisiatif menangkap energi yang ada di dalam bendungan dan mengubahnya menjadi energi bersih.

"Proyek Pandanduri ini adalah satu dari tiga proyek serupa yang kami jalankan selain di Bali dan Sumatera Barat. Tiga proyek ini adalah yang pertama di Indonesia. Dan seperti yang saya katakan sebelumnya, Lombok memimpin dalam inisiatif energi bersih, tidak hanya NTB saja tetapi juga untuk Indonesia," terang Graham.

Menurut dia pengembangan energi terbarukan ini sejalan dengan target Pemerintah Indonesia untuk mencapai nol emisi pada 2060 dan NTB memasang target pada 2050, sama seperti Pemerintah Inggris.

"Saya yakin bahwa NTB, sebagai provinsi yang sangat progresif di Indonesia, akan mendapatkan manfaat dari inisiatif ini, bisa mendapatkan investasi seperti ini dan bisa menyediakan lebih banyak lapangan pekerjaan hijau untuk jangka panjang, berkelanjutan dan juga udara yang bersih bagi NTB," katanya.

Baca juga: Presiden Jokowi apresiasi realisasi proyek EBT kepada PM Inggris
Baca juga: Bahlil bahas peluang investasi baterai listrik dengan Menteri Inggris


Pemerintah Inggris melalui Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris Graham Stuart telah mengumumkan perpanjangan kemitraan Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (Mentari) antara Indonesia dan Inggris.

Program dukungan unggulan tersebut akan menggunakan dana sebesar 6,5 juta poundsterling (sekitar Rp135 miliar) dari Inggris dan bantuan teknis untuk menarik investasi bagi energi proyek terbarukan.

Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung upaya ambisius Indonesia dalam mempercepat transisi energi bersih yang sepenuhnya memanfaatkan potensi energi matahari, angin, laut, dan panas bumi di Indonesia.

Kemitraan Energi Rendah Karbon Mentari Inggris-Indonesia adalah program unggulan Inggris yang mendukung transisi energi rendah karbon di Indonesia dan telah beroperasi sejak Januari 2020.

Baca juga: Indonesia-Inggris sepakat perkuat kerja sama bidang EBT
Baca juga: PLN tambah kapasitas energi baru terbarukan jadi 41,82 MW di NTB
Baca juga: Gubenur NTT ajak Bali-NTB duduk bersama rancang pengembangan EBT

 

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023