Jakarta (ANTARA) -
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengingatkan para ibu hamil agar rajin memeriksakan kadar vitamin D dalam tubuh untuk menguatkan plasenta yang berfungsi memberi nutrisi pada bayi.
 
"Kita tahu vitamin D itu penting bagi ibu hamil, tetapi jarang sekali orang yang menyiapkan diri untuk memeriksa vitamin D sebelum hamil, malah tidak tahu kalau harus diperiksa," kata Hasto saat ditemui di Jakarta, Senin.
 
Ia mengatakan, meskipun Indonesia terletak di negara tropis dengan sinar matahari yang melimpah, tetapi masih banyak ibu hamil yang kadar vitamin D-nya masih di bawah batas minimal.
 
"Ibu hamil di Indonesia, kadar vitamin D-nya masih banyak yang di bawah 20, itu namanya defisiensi, sedangkan vitamin D dibutuhkan untuk plasentasi, menempelnya plasenta pada rahim, artinya bayi itu punya akar, akarnya menancap di rahim, dan akar itulah yang akan mengambil makanan dari ibunya," kata Hasto.

Baca juga: Dokter: Defisiensi vitamin D masih banyak ditemukan pada ibu hamil
 
Dokter spesialis kandungan ini menjelaskan, sebagian besar akar tidak sukses tertancap di rahim, sehingga plasenta ibu menjadi kurang tebal dan tidak subur.
 
"Plasenta yang tipis itu salah satu penyebabnya karena ibu kekurangan vitamin D, sehingga berisiko anemia. Oleh karena itu, kalau kita di negara tropis, saat terkena sinar matahari sedikit jangan buru-buru pakai baju rapat, topi, helm, masker, karena kalau mau dapat vitamin D kan harus terpapar sinar matahari 20 persen badannya," ujar Hasto.

Untuk itu, ia mengingatkan kepada calon pengantin, khususnya calon ibu untuk memiliki kesadaran memeriksakan kadar vitamin D.
 
"Periksa kadar vitamin D itu malah lebih baik sebelum menikah, ke laboratorium periksa vitamin D, periksa HB, berapa kadarnya, coba mana teman-teman yang mau hamil periksa vitamin D, boleh bertaruh dengan saya, mungkin nggak ada 20 persen yang vitamin D-nya di atas 30," tuturnya.

Baca juga: Kepala BKKBN minta skrining calon ibu dimaksimalkan di seluruh daerah
 
Hasto mengingatkan para ibu harus memiliki kesadaran sendiri untuk berjemur demi mendapatkan vitamin D alami, dengan berjalan kaki atau berjemur demi mendapatkan sinar matahari di waktu yang dianjurkan oleh WHO, yakni sekitar pukul 08.00-10.00 WIB.
 
"Petani-petani kita dulu berjemur, lho, di sawah macul (mencangkul), pakai celana pendek saja, kalau yang laki-laki telanjang dada sampai batas badannya kelihatan, nah saya lihat ibu-ibu atau perempuan sekarang meskipun ada hari libur nggak pernah berjemur keluar, jadi nggak ada kesadaran seperti itu, padahal bisa saja jalan keluar sebentar jalan kaki untuk berjemur," ucap dia.
 
Ia juga menyarankan para ibu untuk mengkonsumsi suplemen vitamin D dengan dosis di atas 5.000.

Baca juga: BKKBN sebut ibu hamil dengan anemia memiliki plasenta yang tipis
 
"Mungkin bisa juga mengkonsumsi suplemen vitamin D dengan dosis di atas 5.000, asalkan nanti dievaluasi. Kalau defisiensi vitamin D, minum itu, setelah itu dievaluasi," katanya.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023