Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Amerika Serikat mengajak sejumlah pengembang teknologi kecerdasan buatan (AI) di antaranya Anthropic, Google, Microsoft, dan OpenAI untuk berkompetisi dalam membentuk sistem keamanan siber dengan memanfaatkan AI.

Kompetisi yang bernama AI Cyber Challenge itu diumumkan dalam konferensi Black Hat USA di Las Vegas pada Rabu (9/10). Ajang yang digelar oleh badan Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) itu memberikan imbalan sebesar 20 juta dolar Amerika (Rp 303 milyar) untuk sistem keamanan siber AI terbaik yang dapat melindungi infrastruktur pemerintah mulai dari sektor transportasi hingga energi listrik.

Baca juga: Meta luncurkan AudioCraft yang mampu membuat audio dan musik dari teks

"Dalam dunia yang semakin terhubung, perangkat lunak mendasari segala sesuatu mulai dari utilitas publik hingga sistem keuangan kita. Penjaga ruang siber ditugaskan untuk melindungi labirin teknologi yang menakutkan, dan hari ini, mereka tidak memiliki alat yang mampu menjaga keamanan pada skala ini," kata Manajer Program DARPA, Perri Adams kepada dari The Verge, disiarkan Rabu (9/8) waktu setempat.

Meskipun AI berpontensi dimanfaatkan dalam serangan siber salah satunya dengan menghasilkan kode berbahaya, beberapa ahli percaya bahwa kemajuan teknologi AI dapat membantu memperkuat pertahanan siber organisasi dengan memungkinkan ahli keamanan siber untuk melakukan tugasnya dengan lebih efisien.

Menurut jajak pendapat Kroll terhadap para pemimpin bisnis global, lebih dari setengahnya mengatakan bahwa mereka sekarang menggunakan AI dalam sistem keamanan siber terbaru mereka.

Para peserta dijadwalkan akan memulai tahap kualifikasi pada musim semi mendatang dan peserta yang lolos akan berlomba di semifinal saat perhelatan DEF CON tahun depan. Setelah itu, lima peserta terbaik akan bersaing di putaran final saat DEF CON 2025.

Adams menjelaskan pemenang kompetisi tersebut kemudian akan diminta untuk membuka sumber sistem mereka sehingga dapat digunakan oleh semua orang mulai dari sukarelawan, pengembang sumber terbuka, hingga industri komersial.

Dia berharap AI Cyber Challenge tidak hanya menghasilkan sistem keamanan siber generasi baru tetapi juga menunjukkan bagaimana teknologi AI dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat dengan melindungi fondasi kritisnya.

Baca juga: BI sebut digitalisasi pembayaran RI jawab tantangan dari disrupsi AI

Baca juga: Menkominfo ajak praktisi humas manfaatkan AI tingkatkan produktivitas

Baca juga: Hyundai Motor akan investasi Rp759 miliar di "startup" AI Kanada

Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023