Jakarta (ANTARA) - Ketua Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia (IDKI), dr. Eddy, MS (OH) mengimbau agar selalu memastikan kandungan bahan aktif yang ada pada obat nyamuk untuk meminimalisir risiko masalah kesehatan akibat zat kimia yang terkandung di dalamnya.

"Bagaimanapun lebih baik cek bahan aktif yang ada di dalam semua obat nyamuk, cek MSDS-nya (lembar keselamatan bahan) dari situ kita bisa cek ini sebenarnya mengandung bahan aktifnya apa," kata Eddy dalam diskusi daring, Jumat.

Eddy menjelaskan yang perlu diwaspadai dari kandungan dalam obat nyamuk adalah senyawa bersifat karsinogenik yang menjadi pemicu dari penyakit kanker.

"Kalau mengandung bahan karsinogenik lebih baik, walaupun jumlahnya sedikit, kita hindari itu. Nggak perlu dosisnya berapa, kalau kanker bisa sekali kena ya kena," ujar Eddy.

Baca juga: IDKI mengingatkan hindari material rumah berbahan asbestos

Meskipun tidak mengandung kandungan karsinogenik, Eddy mengingatkan untuk tetap berhati-hati dengan memeriksa nilai ambang batas (NAB) dari dosis kandungan bahan kimia pada obat nyamuk.

"Kalau memang dia non-karsinogenik dilihat NAB-nya, berapa NAB-nya, kandungannya (bahan kimia) berapa, kalau rasanya kecil ya no problem tapi kalau cukup besar hati-hati," kata Eddy.

Dokter yang menjadi anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Tidak Menular PB IDI itu menjelaskan pada obat nyamuk cair terkandung bahan kimia beracun yang jika masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan saraf dan penghambatan pada otot pernapasan hingga berujung kepada kematian.

"Kalau tidak sengaja terminum, obat nyamuk cair akan cukup bahaya bisa menyebabkan gangguan saraf, mem-block otot-otot pernapasan kita sehingga bisa muntah-muntah dan sebagainya akhirnya nggak bisa nafas lalu meninggal," ujar Eddy.

Informasi mengenai kandungan bahan kimia bisa didapatkan pada lembar keselamatan bahan material safety data sheet (MSDS). MSDS mencantumkan berbagai berbagai informasi seperti kandungan berbahaya suatu bahan kimia, karakteristik fisik atau kimia dari bahan itu, data reaktivitas, bahaya terhadap kesehatan, hingga prosedur pemakaian dan penanganan.

Baca juga: Guru Besar UI ingatkan risiko dan manfaat penggunaan bahan kimia

Baca juga: Kimia Farma optimalkan penggunaan bahan baku obat produksi lokal

Baca juga: BPOM ingatkan waspadai obat tradisional mengandung zat kimia

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023