Jakarta (ANTARA) — Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo, menyatakan bahwa Artificial Intelligence (AI) dapat menjadi alat manipulasi suara rakyat di negara demokrasi, jika tidak diantisipasi. 

Hal ini dia sampaikan pada acara Talk Show dengan tema "Literasi dan Mitigasi Digital Antisipasi Artifisial Inteligent", yang diselenggarakan oleh Forum Doktor Komunikasi Universitas Sahid Jakarta di Jakarta, Jumat.

“Seyogyanya, AI itu teknologi, itu alat dan sarana. Tetapi saat manusia tunduk kepadanya, kita akan menjadi alat mereka, kita dijajah teknologi dan menjadi manusia satu dimensi," tuturnya. 

Lebih lanjut, pakar komunikasi politik ini memberikan peringatan terkait penggunaan AI di tengah masa kampanye yang sedang dilalui Indonesia, menjelang tahun politik 2024. 

"AI bisa membacara kekuatan media sosial, membajak polling, survei, mendikte manusia untuk memiliki kesadaran palsu. Terlebih lagi, tidak ada peraturan perundang-undangan yang mengatur AI dan penggunaan AI di Indonesia," katanya. 

Menutup pidatonya, Benny berpesan bahwa apabila AI digunakan tanpa hati nurani manusia, niscaya akan mengendalikan dan merusak tatanan nilai masyarakat. 

Yang bahayanya dalam pemilu adalah AI dapat mengendalikan keputusan politik, calon yang dikontrol kapital akan menang dan semuanya menjadi milik kaum kapitalis," tegasnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023