Dari hasil pengecekan di lapangan, penyebab kebakaran diduga akibat cuaca ekstrem ditambah angin kencang
Mataram (ANTARA) - Kepala Satreskrim Polres Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat AKP Hizkia Siagian menjelaskan, penyebab kebakaran yang terjadi di lahan jalur pendakian Aik Berik dan Tete Batu menuju kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Lombok akibat cuaca ektrem disertai angin kencang.

"Anggota telah turun melakukan pengecekan ke lokasi kebakaran lahan TNGR.  Dari hasil pengecekan di lapangan, penyebab kebakaran diduga akibat cuaca ekstrem ditambah angin kencang," kata Kata Kasatreskrim Polres Lombok Tengah, AKP Hizkia Siagian di Praya, Sabtu.

Baca juga: Dua peristiwa kebakaran lahan terjadi di Bintan Timur dalam sehari

Sementara itu, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat menyatakan, berdasarkan pantauan dari aplikasi SIPONGI dan CCTV luas lahan kebakaran yang telah dipadamkan di jalur pendakian Aik Berik Lombok Tengah dan Tete Batu Lombok Timur menuju kawasan Gunung Rinjani mencapai 205 hektare.

"Luas lahan yang telah padam itu mencapai 205 hektare. Sudah tidak ada asap yang timbul," kata Kepala Balai TNGR Lombok, NTB, Dedy Asriady.

Jenis vegetasi yang mengalami kebakaran berupa semak belukar, pepohonan jenis bangsal, cemara dan satu ekor hewan satwa jenis burung rengganis yang ditemukan mati.

Baca juga: BPBD Riau awasi karhutla di Indragiri Hulu dan Pelalawan

Sebelumnya, untuk jalur pendakian Aik Berik dan jalur pendakian Tete Batu menuju wisata alam TNGR ditutup sementara pasca kebakaran lahan di kawasan tersebut.

"Dua jalur pendakian menuju wisata alam TNGR ditutup sementara mulai 7 Agustus 2023  hingga batas waktu yang belum ditentukan," katanya.

Ia mengatakan, sehubungan dengan terjadinya kebakaran lahan di kawasan TNGR jalur pendakian Aik Berik dan jalur pendakian Tete Batu pada Jumat (4/8), maka dilakukan penutupan untuk dua jalur pendakian tersebut sampai kondisi dinyatakan normal atau aman untuk dilakukan aktivitas.

"Dibuka kembali setelah kondisi aman," katanya.

Baca juga: BMKG: Sejumlah wilayah berpotensi karhutla
 

Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023