Revitalisasi ekonomi dan sosial masyarakat yang menjadi korban erupsi Merapi merupakan tanggung jawab bersama maka kita bentuk konsorsium ini,"
Jakarta (ANTARA News) - Konsorsium Resiliensi Merapi sebagai gerakan bersama untuk mempromosikan pendekatan pengurangan risiko bencana Gunung Merapi telah terbentuk. 

Menurut keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu, PT Sarihusada terpilih menjadi salah satu anggota Dewan Pengurus (Board of Trustee) Konsorsium Resiliensi Merapi bersama sejumlah kalangan masyarakat sipil, perguruan tinggi, pemerintah dan pihak swasta.

Pemilihan tersebut dipimpin oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas dalam Workshop "Konsorsium Multipihak untuk Pengurangan Risiko Bencana Merapi" yang diinisiasi oleh "Food and Agriculture Organization" (FAO) dan "United Nations Development Programme" (UNDP) di Yogyakarta..

Konsorsium bencana tersebut mulai dirintis di Yogyakarta bersama dengan pihak-pihak yang berdedikasi lintas institusi.

Konsorsium Resiliensi Merapi terbentuk atas inisiasi GKR Hemas, Corporate Affairs and Legal Director Sarihusada Yeni Fatmawati, Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Felia Salim, tokoh LSM A Rizal Malik dan Tony Prasetiantono (dosen), Arifin Panigoro (pengusaha) serta Meth Kusumohadi (tokoh LSM).

Dewan Pengurus Resiliensi Merapi bertugas menjadi pemegang mandat penuh dari Rapat Umum Anggota (RUA) untuk menjamin tercapainya visi dan misi organisasi.

Selain itu juga menetapkan Badan Pengawas konsorsium yang bertugas melakukan pengawasan terhadap kinerja organisasi, mulai dari rencana kerja, program, strategi, hingga mekanisme kerja.

Badan pengawas ini terdiri dari tokoh masyarakat, perwakilan organisasi masyarakat sipil dan pemerintah provinsi DIY dan Jawa Tengah.

"Revitalisasi ekonomi dan sosial masyarakat yang menjadi korban erupsi Merapi merupakan tanggung jawab bersama maka kita bentuk konsorsium ini," kata Yeni Fatmawati.

Konsorsium diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman warga di sekitar Merapi dalam menghadapi situasi bencana. "Sehingga akan tercipta masyarakat yang tangguh bencana," tambah Yeni.

Sebelumnya, Sarihusada juga telah membangun Pusat Pelayanan Pertanian dan Peternakan Terpadu yang merupakan bagian dari program revitalisasi masyarakat korban bencana Merapi di Padukuhan Plosokerep, Desa Umbulharjo, Sleman, Yogyakarta.

Pusat Pelayanan Pertanian dan Peternakan Terpadu seluas 1,7 hektare tersebut terdiri dari fasilitas perkandangan modern yang akan menampung 240 ekor sapi perah dilengkapi dengan milking equipment, laboratorium mini, cooling unit, biogas digester dan pembuatan kompos.

Selanjutnya, fasilitas belajar bagi petani dan peternak serta lahan percontohan permanen untuk budidaya pertanian, perikanan dan peternakan ternak kecil juga akan dibangun di lokasi yang sama.

Di luar Pusat Pelayanan Pertanian dan Peternakan Terpadu ini, Sarihusada bersama para pihak terkait juga membantu petani di 5 desa di Kabupaten Sleman yaitu Desa Umbulharjo, Desa Kepulharjo, Desa Glagaharjo, Desa Hargobingangun, dan Desa Purwobinangun dalam mengembangkan usaha di bidang pertanian, peternakan non sapi perah dan usaha produktif lainnya berbasis sumber daya lokal.

Selain membantu petani dan peternak korban erupsi Merapi, Sarihusada juga terus melanjutkan program Peningkatan Mutu Susu, yakni program yang ditujukan bagi peternak-peternak sapi perah di lereng merapi berupa kegiatan-kegiatan pembinaan kepada peternak dan pengurus koperasi susu.

"Program-program tersebut, diharapkan bisa membantu masyarakat dalam membangun sistem mata pencahariannya, sekaligus ikut membantu dalam meningkatkan kohesifitas sosial sebagai salah satu komponen penting dalam menghadapi kebencanaan" kata Yeni Fatmawati. (D016/S023)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013