paling 1 atau2 tahun lagi lah ke profesional,
Jakarta (ANTARA) - Lapangan hijau di Pondok Indah pada Minggu (6/8/2023) siang itu terasa begitu panas akibat teriknya sengatan Matahari. Namun, bukan hanya terik Matahari yang menjadi lawan Gabriel Hansel Hari, ia juga masih memiliki tugas berat untuk menyelesaikan permainan sebaik-sebaiknya.

Hansel, demikian pemuda 20 tahun itu akrab disapa, berada satu flight dengan Mingyu Cho dan Viraj Madappa pada putaran terakhir Mandiri Indonesia Open 2023. Baik Mingyu maupun Viraj merupakan pegolf profesional, sedangkan Hansel saat ini masih berstatus amatir.

Tampil satu flight dengan dua pegolf profesional, nyatanya tidak membuat permainan Hansel mengendur. Pada putaran terakhir kejuaraan tersebut, ia berhasil mengukir tiga birdie dan satu eagle, untuk membuatnya mengakhiri putaran terakhir dengan skor 5 under atau 67 pukulan.

Hansel pun menjadi pegolf Indonesia dengan peringkat terbaik di kejuaraan tersebut. Bersama pegolf Thailand, Sarit Suwannarut, pemuda kelahiran Madiun itu menduduki posisi T9 dengan skor 13 under atau 275 pukulan pada klasemen akhir.

"Iya, hari terakhir ini under lima. Benar-benar game plan-nya terasa ya," ujar Hansel.

"Pastinya buat main di under lima ini bagus. Puji Tuhan Kemarin tidak ada pikiran. Hanya main biasa saja. Soalnya aku juga mau mengejar kemenangan. Tapi kalau sudah bisa top ten di Indonesia Open dan Asian Tour sangat bagus," tambahnya.


Rentetan prestasi

Nama Hansel pertama kali menarik perhatian publik golf pada 2020 silam. Saat itu, Hansel mendapat gelar Best Gross Overall (BGO) pada Kejuaraan Nasional Junior yang berlangsung di Serpong, Tangerang Selatan.

Pada kejuaraan itu, ia total membukukan 209 pukulan atau 7 under. Sebagai rincian hari pertama Hansel membukukan 71 pukulan atau 1 under, hari kedua 70 pukulan atau 2 under, dan puncaknya 68 pukulan atau 4 under.

Setelah itu, Hansel lebih banyak terlibat di tim golf di kampusnya yang berada di Amerika Serikat. Hansel pun kerap menjadi tulang punggung untuk tim University of Oregon yang berlaga di ajang NCAA.

Pada Juli silam, Hansel kembali ke tanah air dan berhasil menambah koleksi trofinya. Bertanding di kategori putra pada ajang Medco-Pondok Indah Amateur Golf Championship 2023, Hansel berhasil mengungguli para pesaingnya untuk menjadi kampiun.

Pada ajang tersebut, Hansel mencatatkan 69 dan 65 pukulan pada 2 hari pertama sehingga, meski ia hanya mampu mencatatkan 74 pukulan pada hari terakhir, Hansel tetap mampu menjadi juara dengan catatan 215 pukulan atau 1 under.

Permainan bagusnya di ajang yang digelar di lapangan golf Pondok Indah itu pun diyakini Hansel memudahkannya beradaptasi saat bermain di Mandiri Indonesia Open awal Agustus ini.


Dukungan orang tua dan sejawat

Dukungan orang tua menjadi hal penting bagi para atlet. Terlebih untuk olahraga yang memerlukan modal awal cukup besar seperti golf.

Ayah Hansel, Hari Prajitno, pun menceritakan asal mula putranya itu menggeluti olahraga golf.

"Dari kecil, dari umur sekitar 8-9 tahun. Sering ikut saya golf," ujar Hari saat ditanyai sejak kapan putranya itu menggemari golf.
Hari Prajitno. ANTARA/Rauf Adipati

Hari pun tidak main-main dalam membina bakat Hansel di bidang golf. Salah satunya yakni dengan menyekolahkan putranya tersebut ke Amerika Serikat.

"Saat ini kan dia sekolah di Oregon University dan di sana sangat kompetitif. Untuk bisa bermain di turnamen di Amerika dia rata-rata untuk 10 under itu harus supaya dia bisa bermain keluar mengalahkan teman-temannya itu. Jadi setiap hari dia memang harus 10 under minimal lah untuk dia bisa ikut turnamen," ucap Hari.

Dua pegolf yang notabene lebih senior daripada Hansel, yakni Jonathan Wijono dan Kevin Caesario Akbar, juga memiliki harapan besar terhadap juniornya tersebut.

"Kalau buat saya itu malah membanggakan banget, ya. Kami sebagai turn pro bisa melihat amatir lebih di atas, kami justru senang melihat ada yang potensial. Jadi ke depannya mungkin dia (Hansel) bisa main di PGA Tour," kata Jonathan, yang mengakhiri Mandiri Indonesia Open 2023 di posisi T33.

Adapun Kevin menilai bahwa cara bermain Hansel sudah setingkat dengan para pegolf profesional, meski masih berstatus amatir.

"Kalau menurut saya malah karena kebetulan dia anggota tim nasional juga. Menurut saya kalau sudah tim nasional Indonesia itu dari skill level sama pro sebenarnya sama, hanya beda statusnya saja. Dia amatir, kami pro," ujar Kevin.


Mimpi menjadi pro

Sebagaimana pegolf lainnya, Hansel pun memiliki mimpi untuk menjadi profesional. Namun sebelum menjalani playing ability test yang diselenggarakan institusi golf yang berwenang, Hansel masih akan fokus mematangkan permainannya dulu.

"Sekarang paling 1 atau 2 tahun lagi lah (baru) ke profesional," ujarnya.
Gabriel Hansel Hari. ANTARA/Rauf Adipati

Untuk ajang terdekat, Hansel masih berharap dapat tampil pada Pekan Olahraga Nasional XXI 2024 di Aceh dan Sumatera Utara, namun itu pun tergantung dengan situasi dan izin dari pelatihnya di AS.

"Saya excited sih kalau main di PON. Tapi, saya belum tahu bisa main apa nggak. Karena saya main di US sama coach belum tentu bisa pulang. Saya main top 5, jadi di sana sepertinya dibutuhkan juga sih,’’ ucap Hansel.

Sebagaimana tenis, pamor golf mungkin masih belum populer bagi rakyat Indonesia. Meski demikian, dengan bakat-bakat yang ada di Tanah Air, apa kita rela hanya Thailand yang memiliki lebih banyak pegolf yang malang-melintang di dunia internasional seperti Ariya Jutanugarn dan Attaya Thitikul?




 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023