... Ratu Elizabeth II menyukai Tatcher... "
London (ANTARA News) - Ratu Elizabeth II akan menghadiri pemakaman mantan Perdana Menteri Inggris, Margareth Thatcher, Rabu (20/4); suatu penghormatan yang langka, dan mengungkap hubungan dekat yang dirahasiakan antara dua perempuan paling terkenal dan berkuasa di dunia itu.

Kehadiran Elizabeth II pada upacara pemakaman --yang diatur atas persetujuan kerajaan-- mungkin menjadi akhir gosip yang menyatakan keduanya tidak bisa akur. Kedua perempuan itu, diakui dunia sebagai perempuan pemimpin besar pada masanya.

Itu akan menjadi kesempatan pertama bahwa Elizabeth II --yang kini berumur 86 tahun-- menghadiri pemakaman perdana menterinya, sejak pemakaman Winston Churchill pada 1965.

Antara 1979 dan 1990, perempuan pertama yang menjadi perdana menteri Inggris itu mengadakan audiensi dengan Ratu Elizabeth II setiap Selasa, pekan demi pekan. Terutama saat Kepulauan Falkland di Atlantik Selatan direbut Argentina pada 1982.

Tatcher sebagai kepala pemerintahan memerintahkan Angkatan Perang Kerajaan Inggris Raya untuk merebut kembali kepulauan kedaulatannya, yang berjarak lebih dari separuh dunia. Serbuan kembali itu berhasil, Union Jack berkibar kembali di Kepulauan Falkland hingga kini.

Percakapan kedua tokoh itu sangat luas dan blak-blakan tetapi tidak pernah direkam dan dipublikasikan.

Sebagai ahli kerajaan, pandangan politik Ratu Elizabeth II tidak pernah diketahui.

Pada bagiannya, Thatcher setia pada kesepakatannya dan menyingkap sangat sedikit persahabatan mereka selama 11 tahun itu dalam otobiografi berjudul The Downing Street Years pada 1993.

"Semua hadirin dalam pertemuan dengan Ratu Elizabeth II, adalah orang-orang yang sangat dipercaya," tulisnya.

"Mereka yang membayangkan keduanya melakukan formalitas dan pertemuan sosial adalah salah, mereka melaksanakan tugas, Yang Mulia juga mendengarkan masalah-masalah yang sedang terjadi dan pengalaman yang luas."

Pada 1986, surat kabar The Sunday Times menyiarkan bocoran dari Istana Buckingham yang menyatakan bahwa Ratu cemas akan dampak sosial dari kebijakan ekonomi Thatcher, dan menyadari Thatcher kurang perhatian serta tidak menyetujui kepergiannya untuk memberikan sanksi persemakmuran ke Afrika Selatan.

Bocoran itu memicu kehebohan dan dibantah sebagai laporan yang salah dan dilebih-lebihkan.

Keduanya hanya berselisih usia enam bulan, tumbuh melewati masa-masa Perang Dunia II dan menghadapi perubahan sosial dan ekonomi yang sama.

"Saya pikir hubungan mereka jauh lebih baik ketimbang yang disiarkan oleh media, dan satu hal yang mereka tidak akan sepakati adalah masalah Persemakmuran," kata penulis biografi kerajaan Hugo Vickers kepada AFP.

"Satu hal yang saya tahu, bahwa Ratu sangat sedih atas cara Thatcher terdepak dari Partai Konservatif. Ratu berpendapat itu adalah hal yang sangat mengerikan untuk terjadi," katanya.

Ratu segera memberinya dua penghargaan bergengsi yang jarang diberikan yaitu Order of Merit dan Order of Garter. Tatcher juga berhak atas pemakaian gelas baroness di depan namanya, sehingga dia juga bernama Baroness Tatcher, di depan nama lengkapnya, Margaret Hilda Robert Tatcher. 

Penganugerahan kedua gelar kebesaran Kerajaan Inggris Raya itu menunjukkan Ratu Elizabeth II menyukai Tatcher, karena kedua jenis penghargaan tersebut adalah hadiah pribadi dari Ratu.

Ratu sangat jarang menghadiri pesta pribadi perdana menteri, tetapi ia datang pada perayaan ulang tahun ke-80 Thatcher, pada 2005.

(M007/C003)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013