Prioritas utama itu adalah manusia, jadi bagaimanapun kita ingin memastikan rakyat kita
Semarang (ANTARA) - Ketua Association of Southeast Asian Nations-Business Advisory Council (ASEAN-BAC) 2023 Arsjad Rasjid mengharapkan Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers’/AEM) ke-55 dapat membahas mengenai pentingnya ketersediaan pangan di kawasan, dalam pertemuan dengan India dan Rusia.

Hal tersebut karena India dan Rusia belum lama ini menerapkan kebijakan pembatasan terkait produk pangan mereka yang dapat mengancam ketahanan pangan global.

"Jadi untuk bicara soal food security, bicara pangan, ini bicara perut, bicara manusia, kita bicara sebagai ASEAN, apalagi sebagai ASEAN Business sangat mendukung," kata Arsjad ditemui usai ASEAN-BAC Joint Business Council (JBC) Meeting di Semarang, Jawa Tengah, Jumat.

Arsjad mengatakan ketahanan pangan menjadi isu krusial saat ini di tengah ancaman krisis pangan global dan bayang-bayang dampak perubahan iklim.

Karena itu, forum sebesar AEM diharapkan dapat menghasilkan kerja sama berbagai negara untuk ketahanan pangan global.

"Prioritas utama itu adalah manusia, jadi bagaimanapun kita ingin memastikan rakyat kita, yang bagaimanapun menjadi yang utama, jadi untuk itu kita mendukung apapun upaya yang dilakukan untuk mendukung ketahanan pangan," ujarnya.​​​​​​​

AEM ke-55 2023 telah dimulai pada 17 hingga 22 Agustus 2023. Pada hari pertama AEM 2023, Kamis (17/8), Indonesia memimpin pertemuan pejabat senior ekonomi ASEAN yang akan dilanjutkan hingga Jumat (18/8), sebelum memasuki agenda pertemuan tingkat menteri pada Sabtu (19/8) hingga Selasa (22/8).​​​​​​​

‌Adapun AEM pada Senin (21/8), akan terdapat pertemuan terpisah dengan Rusia dan India, masing-masing dalam forum 12th AEM-Rusia Consultation dan 20th AEM-India Consultation.

Pada Juli 2023, pemerintah India resmi mengeluarkan kebijakan pembatasan ekspor beras tertentu untuk mengamankan stok beras dalam negeri dan menahan kenaikan harga di pasar domestik imbas perubahan iklim.

Sementara itu, Rusia memutuskan keluar dari Black Sea Grain Initiative atau kesepakatan biji-bijian Ukraina, yang membuat ketahanan pangan global semakin terancam.

Baca juga: Mendag: Kerja sama pemerintah dan ABAC perlu ditingkatkan
Baca juga: Ketua ABAC sebut peningkatan kerja sama dukung pemulihan berkelanjutan

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023