Kuala Lumpur (ANTARA) - Tingkat inflasi Malaysia mengalami penurunan dari 2,8 persen pada Mei menjadi 2,4 persen pada Juni 2023.

Angka tersebut, menurut Menteri Keuangan Malaysia Anwar Ibrahim, dalam keterangannya diterima di Kuala Lumpur, Jumat, termasuk rendah dibandingkan beberapa negara maju dan regional seperti Inggris (7 persen), Filipina (5,4 persen), Singapura (4,5 persen), Indonesia (3,5 persen) dan Amerika Serikat (3 persen).

Sedangkan jumlah pengangguran berhasil mencatatkan angka terendah pascapandemi COVID-19 yaitu 3,4 persen pada Juni 2023 dibandingkan dengan 3,5 persen pada Mei 2023, ujar Anwar yang juga merupakan Perdana Menteri Malaysia.

“Pemerintah yakin dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 4,0 persen sebesar 5,0 persen untuk 2023,” ujar dia.

Untuk paruh kedua 2023, permintaan eksternal diperkirakan akan terus terpengaruh oleh ketidakpastian global, yaitu ketegangan situasi politik, gangguan rantai pasokan kebijakan moneter ketat yang sedang berlangsung untuk memoderasi inflasi global, serta prospek pertumbuhan ekonomi utama, yang sebagian besar adalah mitra dagang Malaysia.

Lanskap ekonomi domestik tetap utuh berdasarkan statistik yang tersedia. Untuk mendorong pertumbuhan domestik, Pemerintah Malaysia akan mempertahankan kebijakan fiskal yang responsif dan terus berupaya mempercepat pencapaian investasi yang disetujui, serta mempercepat pelaksanaan proyek Pemerintah, kata Anwar.

Permintaan domestik yang tetap menggembirakan di kuartal II (Q2) 2023 telah mendukung perekonomian Malaysia, meskipun negara itu juga terkena dampak “cuaca dingin” pasar global.

Produk Domestik Bruto (PDB) Malaysia pada Q2 2023 tumbuh sebesar 2,9 persen dan memotong setengah pertumbuhan ekonomi paruh pertama 2023 menjadi 4,2 persen.

Sedangkan permintaan domestik tetap kuat di Q2 2023 dengan peningkatan sebesar 4,5 persen, sementara total perdagangan luar negeri berkontraksi 11,3 persen menjadi RM643,4 miliar (sekitar Rp2.121.62 triliun) di Q2 2023.

Pengeluaran publik dan swasta mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan kedua sektor meningkat masing-masing sebesar 4,6 persen dan 4,5 persen. Dari sisi penawaran, perkembangan ekonomi Malaysia pada Q2 2023 didukung oleh peningkatan di sektor konstruksi, jasa dan manufaktur.

Sektor pembangunan mencatatkan laju pertumbuhan tertinggi sebesar 6,2 persen diikuti oleh sektor jasa (4,7 persen), dan sektor manufaktur (0,1 persen).

Baca juga: Inflasi Malaysia pada Juni 2023 terendah di semester pertama 
Baca juga: Inflasi Malaysia di angka 3,1 persen periode Januari-Agustus 2022
Baca juga: Pemerintah Malaysia batasi harga tertinggi minyak goreng 5 kg

 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023