Kenapa Banyumas yang indah dan bagus ini, tidak kita move sekalian, kita angkat sekalian, apalagi di Banyumas khususnya Baturraden sudah menjadi ikon yang terkenal di mana-mana
Purwokerto (ANTARA) - Praktisi bisnis kuliner, Toto Sutrisno menggagas pengembangan wisata ramah umat muslim atau yang biasa disebut dengan wisata halal di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, karena telah memenuhi beberapa kriteria untuk mewujudkan hal itu.

"Kita itu punya mimpi, di Banyumas ini 'kan luar biasa untuk kunjungan wisatanya," kata Direktur Utama Pringsewu Restaurant Group itu di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Minggu.

Toto mengatakan hal itu saat penyerahan sertifikat halal dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah kepada Pringsewu Restaurant Group yang telah mendapat pendampingan sertifikasi oleh Halal Center Universitas Islam Negeri Prof KH Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto.

Oleh karena itu saat diminta menjadi pembicara dalam acara yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, dia bersama pengurus Halal Center UIN Saizu menyampaikan usulan agar di Banyumas ada wisata ramah umat muslim atau wisata halal.

"Kenapa Banyumas yang indah dan bagus ini, tidak kita move sekalian, kita angkat sekalian, apalagi di Banyumas khususnya Baturraden sudah menjadi ikon yang terkenal di mana-mana," katanya.

Dalam hal ini, dia mengusulkan di Baturraden ada kawasan wisata halal yang tidak hanya ramah terhadap umat muslim, juga semua masyarakat.

Dengan demikian, kata dia, di kawasan wisata tersebut halalnya akan muncul.

"Artinya, kawasan wisata halal, halal tourism, kenapa tidak dilakukan di Banyumas. Semuanya sudah ada, tempat wisatanya sudah ada, tempat ibadahnya sudah ada, tinggal lokasi saja yang dilokalisasi, kemudian kita bina," tegasnya.

Terkait dengan hal itu, Toto mengatakan jika nanti diizinkan dan diridhai Allah, Pringsewu akan menjadi pelopor di sisi pengembangan wisata halal di Banyumas.

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah Musta'in Ahmad mengakui masyarakat Banyumas memiliki nilai-nilai agama yang tinggi karena berdasarkan sejarah, banyak ulama dan tokoh-tokoh agama besar ada di Banyumas.

Bahkan, kata dia, berbagai agama berkembang dengan baik di Banyumas.

"Halal itu diterima di semua kesadaran moralitas bangsa, apa pun agama dan kepercayaannya, sehingga kalau ini (wisata halal, red.) didorong, maka kemudian semua ini akan bisa menerima," jelasnya.

Terkait dengan hal itu, dia mengharapkan restoran, perhotelan, produk makanan, dan fasilitas-fasilitas wisata yang lain bukan hanya untuk muslim juga untuk agama lain dapat merasa nyaman.

Menurut dia, hal itu karena produk yang halal ini sehat, bersih, dan aman.

"Tentu ada ukuran-ukuran, nilai-nilai agama yang jadi standar, dan itu beririsan atau berkaitan dengan nilai-nilai moralitas yang memang itu jadi watak dasar, jadi identitas khas bangsa kita, bangsa yang bermoral," katanya.

Kendati demikian, dia mengakui masalah pengembangan wisata halal menjadi domain instansi pemerintah yang menangani pariwisata dan wisata halal sudah menjadi gaya hidup dunia.

Baca juga: Halal Traveler Club opsi wisata tepat bagi pelancong muslim

Baca juga: "Fajar 2023" mempercepat perluasan ekosistem halal di Jateng

Baca juga: Jateng tingkatkan layanan dan fasilitas wisata halal

Baca juga: Indonesia raih peringkat pertama Global Muslim Travel Index

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023