Ankara (ANTARA) - Musim panas biasanya merupakan periode ketika warga Turki mendapatkan sedikit "jeda" dari melonjaknya harga-harga, namun tidak demikian halnya dengan tahun ini.

Produksi pertanian menurun akibat perubahan iklim, ditambah dengan inflasi yang tinggi, mendorong kenaikan harga pangan, yang membuat konsumen di negara itu sangat tertekan.

Menurut data inflasi Juli 2023 yang diumumkan oleh Institut Statistik Turki (TurkStat), tingkat inflasi tahunan naik menjadi hampir 50 persen. Di antara produk-produk pangan yang mengalami lonjakan harga tertinggi, sayuran menjadi yang tertinggi dengan kenaikan harga sebesar 20,1 persen dan buah-buahan segar sebesar 15,7 persen.
 
   Di sebuah pasar yang berlokasi di kawasan 100 Yil di Ankara, ibu kota Turki, baik pembeli maupun penjual merasa tidak puas dengan lonjakan harga tersebut.


Ege Ozcan, seorang pelanggan berusia 20-an tahun, mengatakan bahwa dibandingkan dengan pekan-pekan sebelumnya, ada kenaikan baru pada harga-harga di pasar tersebut.

"Kami harus mengurangi segala hal, mulai dari kegiatan bersosialisasi hingga membeli produk pangan," kata Ege.

Erdogan Atas, seorang penjual semangka yang kecewa, mengatakan bahwa sebagai penjual, ia mengalami kesulitan menjual produk kami karena pelanggan tidak mampu membelinya akibat inflasi pangan.

"Harga semangka naik antara 100 hingga 130 persen," ujarnya, seraya menambahkan bahwa naiknya biaya pertanian telah menyebabkan harga melambung tinggi.

Menurut TurkStat, harga pangan naik sebesar 54 persen per tahun di Turki, kenaikan yang terus berlanjut selama 34 bulan berturut-turut, sejak Agustus 2020.

Sementara itu, bank sentral Turki memproyeksikan tingkat inflasi harga pangan mencapai 61 persen pada akhir 2023.

Ali Ekber Yildirim, seorang jurnalis dan penulis yang memiliki spesialisasi di bidang industri pertanian, mengatakan dalam blog videonya bahwa perubahan suhu yang tiba-tiba tahun ini telah merusak produksi dan kualitas banyak tanaman, terutama tomat, sedangkan Turki sendiri merupakan salah satu produsen besar tomat.

"Hasil panen memburuk karena curah hujan yang berlebihan dan panas yang ekstrem," katanya.

Kenaikan harga bensin dan solar bukan hanya meningkatkan biaya produksi, tetapi juga biaya transportasi, sehingga membuat makanan menjadi lebih mahal.

Seiring dengan fluktuasi nilai tukar mata uang asing, harga pupuk mengalami kenaikan hingga 33 persen pada Juli, ujar Semsi Bayraktar, Presiden Serikat Kamar Dagang Pertanian Turki, pada awal Agustus 2023.

"Harga pangan akan terus naik dalam kondisi saat ini," ujarnya memperingatkan.

Untuk mengatasi berbagai tantangan yang ditimbulkan oleh krisis iklim, Menteri Pertanian dan Kehutanan Turki Ibrahim Yumakli mengumumkan rencana untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang bertujuan meningkatkan produksi pertanian serta mendukung produsen dan melindungi konsumen. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2023