Medan (ANTARA) - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengajak generasi muda untuk memahami sejarah bangsa dan mengimplementasikan nilai-nilai perjuangan pahlawan dalam kehidupan sehari hari.

"Dengan mempelajari sejarah diharapkan dapat menumbuhkan nilai-nilai kebangsaan di kalangan generasi muda. Meskipun sejatinya penjajahan tidak berakhir, namun hadir dalam bentuk dan cara yang berbeda, sehingga tugas generasi sekarang dan yang akan datang adalah menjauhkan Indonesia dari segala bentuk penjajahan," ujar Edy Rahmayadi, di Medan, Senin.

Sebelumnya, mantan Pangdam I Bukit Barisan ini telah meresmikan Museum Djoeang ’45 Sumut yang berlokasi di Jalan Pemuda, Kota Medan, Sumatera Utara.

Baca juga: Gubernur kukuhkan 70 anggota paskibraka Sumut

Edy Rahmayadi mengatakan museum pahlawan ini juga diharapkan dapat memperkenalkan sejarah bangsa kepada generasi penerus sehingga menumbuhkan nilai-nilai kebangsaan.

"Inilah agar anak cucu kita tahu sejarah, karena ini penting. Sebab negara ini bukan pemberian. Negara Indonesia ini diperjuangkan, dari para penjajah pada masa lalu," katanya.

Ia menjelaskan bangunan sarat sejarah ini kini tampil dengan wajah baru yang lebih baik dan representatif sebagai museum setelah dilakukan proses revitalisasi.

"Kondisi Gedung Juang ’45 yang di dalamnya ada Museum Djoeang ’45 sudah lebih baik dan representatif, sehingga nantinya akan dapat menarik minat masyarakat, khususnya anak muda untuk datang dan mempelajari sejarah dari berbagai cerita dan peninggalan masa lalu di dalamnya," kata Edy Rahmayadi.

Baca juga: KSAD ajak generasi muda maknai nilai perjuangan pahlawan

Sementara itu, Ketua Dewan Harian Daerah Badan Pembudayaan Kejuangan 45 Provinsi Sumut Mayjen TNI Purn M Hasyim berharap kehadiran museum ini dapat menarik generasi muda untuk datang dan melihat apa yang ada.

“Ini adalah sejarah bagaimana pahlawan kita khususnya yang ada di Sumut menegakkan perjuangan. Mereka sudah meneteskan darah dan menyabung nyawa untuk Sumatera Utara ini, sebagai bagian dari Republik Indonesia,” ujar Hasyim.

Ia menjelaskan museum juang ini berisikan peninggalan masa lalu, seperti senjata perang, alat komunikasi, mesin tik, dan sejumlah kendaraan perang hingga lembaran surat kabar yang terbit pada masa merebut kemerdekaan dan setelah proklamasi.

Baca juga: Nezar ajak generasi muda tumbuhkan nasionalisme lewat literasi digital

"Untuk informasi dan penjelasannya, karena kita ini pada era milenial, maka kita siapkan aplikasi melalui barcode pada setiap tampilan," kata Hasyim.

Pewarta: Anggi Luthfi Panggabean
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023