Ide ini kami gagas sebagai bentuk perwujudan energi baru terbarukan di Indonesia.
Depok (ANTARA) - Tiga mahasiswa Departemen Teknik Kimia (DTK) Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI) angkatan 2022 menawarkan solusi alternatif untuk bahan bakar dari air laut bernama green hydrogen.

Tiga mahasiswa UI ini tergabung dalam Tim Grandione, yaitu Shady Haura Fathin, Ghina Athahillah Said Kamilah Rozanov, dan Muhammad Daffa Al-Rasyid menggagas solusi alternatif ramah lingkungan untuk kebutuhan bahan bakar.

"Ide ini kami gagas sebagai bentuk perwujudan energi baru terbarukan di Indonesia. Kami melihat bahwa air adalah salah satu potensi besar dapat menjadi sumber bahan bakar yang bersih dan terjangkau," kata Shady Haura, di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Senin.

Ia mengatakan green hydrogen diproduksi dengan bahan baku berupa energi terbarukan yang menggunakan elektrolisis.

Athahillah menjelaskan green hydrogen diproduksi dengan memanfaatkan elektrolisis pada air murni dan air laut.

Meskipun keduanya dapat menghasilkan hidrogen, air laut diyakini dapat mencapai tujuan tersebut dengan biaya yang lebih rendah dan efisiensi yang lebih tinggi jika dapat digunakan dengan elektrolisis air laut secara langsung tanpa melalui pemurnian terlebih dahulu.

Penggunaan metode elektrolisis, yaitu proses penguraian senyawa air menjadi oksigen dan hidrogen gas dengan menggunakan arus listrik melalui air. Digunakan metode elektrolisis air alkali dengan elektrolit yang dapat bekerja pada pH basa.

Elektroliser air alkali memiliki mekanisme yang bekerja pada elektrolit bersifat basa. Dalam metode teknologi ini, elektroliser air alkali digunakan untuk elektrolisis air secara langsung.

Proses elektrolit akan dilapisi platina yang akan ditempatkan dalam elektrolit dengan suhu dan pH yang berbeda. Salah satu percobaan elektrolisis air laut menggunakan elektroda grafit (C) dapat membantu dalam menentukan nilai batas tegangan dan kuat arus berdasarkan jumlah hidrogen yang dihasilkan untuk digunakan lebih lanjut.

Selain itu, kata Athahillah lagi, platina juga digunakan untuk menekan biaya. Melalui pemanfaatan air laut ini, diharapkan akan menjadi sumbangsih dalam perwujudan energi bersih dan terjangkau di Indonesia. Penggunaan air laut sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan, karena bersumber dari dalam bumi adalah bentuk pemanfaatan kekayaan sumber daya.

Dekan FTUI Prof Dr Heri Hermansyah mengatakan melalui pemanfaatan air laut ini, diharapkan akan menjadi sumbangsih dalam perwujudan energi bersih dan terjangkau di Indonesia.

Penggunaan air laut sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan, karena bersumber dari dalam bumi adalah bentuk pemanfaatan kekayaan sumber daya. Solusi ini adalah bentuk pemikiran kritis para mahasiswa FTUI sebagai mahasiswa yang unggul dan mampu untuk bersaing baik di kancah nasional atau pun internasional.

Gagasan soal bahan bakar ramah lingkungan ini telah membawa Tim Grandione meraih juara 2 Karya Tulis Ilmiah Petroleum Integrated Days yang diumumkan akhir Mei lalu, dan diselenggarakan oleh Society of Petroleum Engineers (SPE) ITS Java Section.
Baca juga: Moeldoko sebut sorgum bisa menjadi energi alternatif
Baca juga: BRIN ungkap potensi rumput laut jadi sumber energi alternatif

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023