Jakarta (ANTARA) - PT Angkasa Pura I (Persero) bersama dengan pemangku kepentingan terkait secara resmi mengimplementasikan Airport Collaborative Decision Making (A-CDM) di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, pada Jumat.

"Dengan kondisi di Bandara I Gusti Ngurah Rai yang sangat padat, sistem ini akan sangat membantu terkait utilisasi kapasitas apron dan runway. Utamanya pengaturan slot yang akan lebih optimal," ujar Direktur Operasi PT Angkasa Pura I (AP I) Indah Preastuty dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat.

Indah mengatakan, aksi kolaborasi tersebut melibatkan sejumlah instansi terkait di bidang penerbangan, yakni Direktorat Bandar Udara dan Direktorat Navigasi Penerbangan Kementerian Perhubungan, Perum LPPNPI (AirNav Indonesia), maskapai penerbangan, serta ground handling.

Melalui implementasi A-CDM, AP I bersama pemangku kepentingan terkait mulai dari maskapai penerbangan, penyedia jasa navigasi penerbangan (AirNav Indonesia), ground handling, serta instansi lainnya akan berkolaborasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen operasional penerbangan dengan mengedepankan aspek safety, security, services, and compliance (3S+1C).

Menurut dia, A-CDM akan sangat memberikan dampak positif terhadap optimalisasi fasilitas pendukung penerbangan serta SDM, dikarenakan alur informasi antara stakeholder yang sudah saling terhubung secara optimal.

Implementasi A-CDM ditujukan untuk dapat berkontribusi secara langsung dalam peningkatan arus lalu lintas dan manajemen kapasitas trafik angkutan udara atau Air Traffic Flow and Capacity Management (ATFCM), sehingga dapat meningkatkan ketepatan waktu penerbangan (On-Time Performance atau OTP), mengurangi risiko keterlambatan penerbangan atau delay, serta mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur dan SDM operasional penerbangan.

Penerapan A-CDM di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali sebelumnya didahului dengan penandatanganan dokumen perjanjian kerja sama (PKS) dan Supplementary Letter of Operational Coordination Agreement (LOCA) antara AP I dengan AirNav Indonesia terkait pertukaran data dan informasi dalam rangka implementasi A-CDM.

AP I juga telah melaksanakan sosialisasi kepada maskapai penerbangan dan ground handling, pelatihan pengoperasian sistem A-CDM, serta integrasi sistem dengan AirNav.

Langkah-langkah persiapan implementasi A-CDM juga melibatkan Kementerian Perhubungan, melalui asistensi yang diberikan oleh Direktorat Navigasi Penerbangan dan Direktorat Bandar Udara.

Dalam dunia penerbangan, A-CDM diatur oleh organisasi penerbangan dunia ICAO melalui ICAO Document 9971.

Melalui implementasi A-CDM di bandara, pertukaran data dan informasi terkait penerbangan antar instansi akan berlangsung secara lebih optimal, sehingga akan berdampak positif terhadap kelancaran alur komunikasi antara pengelola bandara dengan penyedia jasa navigasi penerbangan.

"Pada akhirnya, implementasi A-CDM ini ditujukan untuk mewujudkan seamless operation sehingga akan berdampak langsung terhadap peningkatan layanan kepada seluruh pengguna jasa bandara," pungkas Indah.

Baca juga: Singapura menjadi rute tersibuk Bandara Ngurah Rai sepanjang Juli 2023
Baca juga: Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali tersibuk sepanjang semester I 2023

Baca juga: Bandara Soekarno Hatta tingkatkan layanan dengan digitalisasi
Baca juga: AP II: pertumbuhan rute penerbangan di Soetta dan Kualanamu makin kuat

 

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023