Untag Surabaya mempunyai tugas melahirkan mahasiswa yang menciptakan lingkungan yang asri dan layak huni untuk ditinggali pada 2045 dan tahun-tahun berikutnya
Surabaya (ANTARA) - Rektor Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, M.M., CMA., CPA., mengajak 3.174 mahasiswa baru mulai memahami pola hidup berkelanjutan dengan menghitung jejak karbon dan memilah sampah.
 
Prof. Nugroho, sapaannya di sela Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa (PKKMB) di kampus setempat, Sabtu mengatakan bertema "Untag Gemilang dan Progresif" yang merupakan kependekan dari Generasi Berintegritas untuk Lingkungan yang Berkelanjutan dan Progresif.
 
"Tema ini kami pilih untuk mengajak calon mahasiswa baru mulai memahami pola hidup berkelanjutan dalam berbagai lini, salah satunya adalah dalam sektor lingkungan, kami akan ajak 3.174 mahasiswa baru untuk menghitung jejak karbon dan memilah sampah," ujar Prof. Nugroho.

Baca juga: Mahasiswa Untag Surabaya buat pemetaan penyebaran gizi buruk di Jatim
 
Prof. Nugroho mengatakan bahwa Untag Surabaya mempunyai tugas melahirkan mahasiswa yang menciptakan lingkungan yang asri dan layak huni untuk ditinggali pada 2045 dan tahun-tahun berikutnya.
 
"Karena pada 2045, Indonesia akan memasuki usia 1 abad, yang kita harapkan akan melahirkan generasi emas. Artinya, saya dan teman-teman calon mahasiswa baru mempunyai tugas yang sama menjelang 2045, yaitu menciptakan lingkungan yang layak untuk generasi mendatang, itu adalah tanggung jawab moril sebagai manusia," tuturnya.
 
Maka dari itu, dia menegaskan, bahwa kegiatan PKKMB ini mempunyai tujuan membimbing calon mahasiswa untuk lebih sadar memperlakukan dan menjaga lingkungan sekitar untuk kehidupan selanjutnya.
 
"Dalam kegiatan PKKMB yang berlangsung selama lima hari ke depan ini, kami akan membimbing calon mahasiswa baru untuk lebih ’sadar’ memperlakukan lingkungan, dengan cara paling sederhana seperti melakukan pemilahan sampah, menghitung jejak karbon, dan melakukan kampanye melalui pembuatan konten video tentang menjaga lingkungan dengan gaya hidup berkelanjutan," ucapnya.

Jejak karbon adalah jumlah karbon yang dihasilkan per individu dari berbagai kegiatan manusia.

Baca juga: Sistekin Untag Surabaya dan IAIN Ponorogo perkuat kolaborasi akademik
 
Contoh dari aktivitas manusia yang menimbulkan jejak karbon adalah produksi jenis sampah plastik, sampah makanan hingga penggunaan listrik secara berlebihan. Kepedulian terhadap lingkungan harus dibangun dari hal yang terkecil.
 
Sementara itu juga berlangsung penandatanganan empat pakta integritas, yakni antikekerasan seksual, antiradikal, antiplagiarisme, antiperundungan yang ditandatangani tujuh perwakilan mahasiswa baru yang mengenakan pakaian daerah.
 
Prof. Nugroho mengatakan kegiatan penandatanganan empat pakta integritas ini sangat dibutuhkan guna menumbuhan jiwa patriot mahasiswa.
 
Empat pakta integritas tersebut ditandatangani oleh tujuh perwakilan mahasiswa baru yang mengenakan pakaian adat.
 
"Untag Surabaya adalah Kampus Nasionalis, Kampus Merah Putih. Kampus miniaturnya Indonesia, tentu saja bahwa kaitannya dengan baju adat pada mahasiswa baru tadi, mahasiswa kita adalah dari seluruh suku bangsa. Kita tidak membedakan itu," katanya.
 
"Sehingga bahwa itulah bisa berkumpul di Untak Surabaya yang kita cintai. Banyak mahasiswa kami dari Sumatera, masyarakat kami dari Papua, dari Maluku, dari NTT, dari Bali, seluruhnya adalah menjadi patriot-metropolitik di Untag Surabaya," tuturnya.

Baca juga: 125 dosen dari berbagai universitas ikuti Pekerti di Untag Surabaya

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023