Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca cerah berawan berpotensi mendominasi di sejumlah kota besar di Indonesia pada Kamis ini.
 
Berdasarkan data yang dikutip dari laman resmi BMKG di Jakarta, Kamis, melaporkan kondisi cuaca cerah berawan diprakirakan terjadi di Serang, Yogyakarta, Jambi, Bandung, Semarang, Banjarmasin, Samarinda, Tarakan, Pangkal Pinang, Tanjung Pinang, Bandar Lampung, Mataram, Kupang, Pekanbaru, Kendari, dan Manado.
 
Adapun cuaca cerah berpotensi terjadi di Denpasar, Jakarta, Bengkulu, Gorontalo, Surabaya, Pontianak, Makassar, dan Palembang.

Baca juga: Cerah berawan dominasi cuaca kota besar di Indonesia hari ini
 
Sedangkan cuaca berawan diprediksi terjadi di Palangka Raya, Ternate, Jayapura, Manokwari, dan Padang, serta Ambon dengan awan yang lebih tebal.
 
Sementara itu, hujan diprakirakan turun di Banda Aceh, Mamuju, dan Medan, dengan intensitas ringan, dengan intensitas kelembapan 65-95 persen.
 
Memasuki malam hari, cuaca cerah berawan masih mendominasi potensi cuaca di kota-kota besar di Indonesia seperti di Banda Aceh, Denpasar, Jakarta, Gorontalo, Bandung, Surabaya, Pontianak, Tanjung Pinang, Bandar Lampung, Mataram, Kupang, Kendari, Pekanbaru, Padang, dan Manado.
 
Adapun cuaca berawan berpotensi terjadi di Yogyakarta, Serang, Jambi, Semarang, Palangka Raya, Ambon, Tarakan, Ternate, Manokwari, Makassar, dan Mamuju.
 
Kemudian, cuaca cerah diprakirakan terjadi di Bengkulu, Surabaya, Banjarmasin, Samarinda, Pangkal Pinang, dan Palembang. Sedangkan hujan diprakirakan turun di Jayapura dan Medan dengan intensitas ringan.
 
Terkait upaya pengurangan dampak polusi udara di DKI Jakarta dan sekitarnya, BMKG bersama Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) telah berupaya untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

Baca juga: Cuaca berawan selimuti sebagian besar ibu kota provinsi pada hari ini

Baca juga: BMKG: Cuaca di NTB cerah berawan di HUT RI 2023
 
Namun, Periset Iklim dan Atmosfer dari BRIN, Eddy Hermawan mengatakan kondisi awan yang belum matang dan durasinya singkat menyebabkan teknologi modifikasi cuaca belum optimal mengatasi polusi udara di Jakarta.
 
"Belum tepat untuk penyemaian, baik dari segi awan maupun arah dan kecepatan angin juga tidak mendukung," ujarnya di Jakarta, Rabu (30/8).
 
Peneliti Ahli Utama itu mengungkapkan bahwa hujan yang mengguyur Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi selama beberapa hari terakhir dipicu oleh Siklon Tropis Saola yang berada di Filipina.
 
Siklon Tropis Saola memiliki kecepatan angin maksimum sebesar 85 knot atau setara 155 kilometer per jam dengan tekanan udara minimum sebesar 955 milibar (mb).

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023