Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 10 sen atau 0,13 persen, menjadi diperdagangkan pada 81,74 dolar AS per barel
Tokyo (ANTARA) - Harga minyak global naik di awal perdagangan Asia pada Kamis, didukung oleh berkurangnya pasokan AS, dengan fokus pada data aktivitas pabrik China yang akan dirilis hari ini di tengah lemahnya data ekspansi ekonomi baru-baru ini di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut.

Kontrak berjangka minyak mentah Brent untuk Oktober dan yang berakhir pada Kamis, terangkat 14 sen atau 0,16 persen, menjadi diperdagangkan pada 86 dolar AS per barel serta kontrak November yang lebih aktif naik 10 sen atau 0,12 persen menjadi diperdagangkan di 85,34 dolar AS pada pukul 00.39 GMT.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 10 sen atau 0,13 persen, menjadi diperdagangkan pada 81,74 dolar AS per barel.

Harga sedang naik minggu ini, karena data pemerintah AS menunjukkan pasokan minyak mentah lebih sedikit dari perkiraan dan kudeta militer di Gabon, salah satu anggota OPEC, meningkatkan kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak mentah yang memberikan dukungan tambahan pada Rabu (30/8/2023).

Para analis juga memperkirakan Arab Saudi akan memperpanjang pemotongan minyak sukarela sebesar 1 juta barel per hari selama tiga bulan berturut-turut hingga Oktober, menambah pemotongan yang dilakukan oleh OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia.

Pemerintah AS juga telah merevisi turun kenaikan produk domestik bruto menjadi 2,1 persen pada kuartal lalu, dari laju 2,4 persen yang dilaporkan bulan lalu, dan data yang dirilis pada Rabu (30/8/2023) menunjukkan pertumbuhan data penggajian swasta melambat secara signifikan pada Agustus.

Federal Reserve dapat mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya jika pasar tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi terus melambat pada kecepatan bertahap saat ini, kata mantan presiden Fed Boston pada Rabu (30/8/2023).

"Berita buruk itu baik, karena data ekonomi AS yang lebih lemah menurunkan ekspektasi kenaikan suku bunga lagi," kata ANZ Research dalam sebuah catatan. Suku bunga yang lebih tinggi mengurangi permintaan dan menekan harga minyak.

Aktivitas pabrik di China kemungkinan mengalami kontraksi selama lima bulan berturut-turut pada Agustus, menurut jajak pendapat Reuters, karena lemahnya permintaan mengancam prospek pemulihan di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut dan menekan para pejabat untuk menopang pertumbuhan.

Indeks manajer pembelian resmi (PMI) China diperkirakan naik tipis menjadi 49,4 pada Agustus, sedikit peningkatan dari 49,3 yang tercatat pada Juli, namun angka tersebut masih menandai bulan kelima berturut-turut di bawah level utama 50,0 yang memisahkan ekspansi dari kontraksi.

Baca juga: Pasokan minyak mentah AS turun, data minyak bumi lainnya beragam
Baca juga: Harga minyak naik setelah data AS tunjukkan pasokan lebih ketat
Baca juga: Minyak naik di Asia dipicu penurunan stok AS dan kegelisahan badai

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023