London (ANTARA) - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Rabu (30/8) mengecam korupsi sistematis dalam pemberian dispensasi kepada orang-orang yang menghindari dinas militer dengan alasan medis.

Dia mengatakan sistem itu rentan terhadap penyuapan dan pelarian massal ke luar negeri.

Ukraina telah menjadikan pemberantasan korupsi sebagai prioritas di tengah serangan balasan terhadap invasi Rusia yang telah berlangsung 18 bulan.

Pemberantasan korupsi juga menjadi hal penting dalam upaya Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa.

Zelenskyy mengatakan Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional telah mempelajari data yang menunjukkan sejauh mana praktik pemberian dispensasi palsu, penyuapan, dan pelarian ke luar negeri sejak invasi pada Februari 2022.

Penyelidikan masih dilakukan terhadap dispensasi atas alasan medis yang meragukan, katanya.

"Ada sejumlah wilayah di mana jumlah dispensasi dari dinas militer berdasarkan keputusan komisi medis telah meningkat 10 kali lipat sejak Februari tahun lalu," kata Zelenskiy dalam pidato malamnya lewat video.

Baca juga: Ukraina pecat semua kepala perekrutan tentara untuk berantas korupsi

"Sangat jelas keputusan macam apa ini. Keputusan yang korup," lanjutnya.

Dia mengatakan penyelidikan tersebut telah mengungkap praktik korupsi di berbagai daerah dan oleh pejabat di berbagai posisi, yang melibatkan uang suap senilai 3.000 hingga 15.000 dolar AS (sekitar Rp228,51 juta).

Zelenskyy mengatakan analisis terpisah diperlukan untuk menentukan jumlah orang yang melarikan diri ke luar negeri, yang sebagian besar berdasarkan keputusan komisi medis.

"Kami berbicara tentang sedikitnya ribuan orang," katanya.

Bulan ini, Zelenskyy memecat semua kepala pusat perekrutan tentara regional Ukraina.

Dia mengatakan lebih dari 100 kasus pidana telah diselidiki menyusul skandal korupsi di kantor perekrutan di wilayah Odesa selatan bulan lalu.

Sumber: Reuters

Baca juga: Zelenskyy: Korupsi dan makar tidak akan ditoleransi di Ukraina
Baca juga: Pejabat Ukraina ramai-ramai mundur, dipecat di tengah tuduhan korupsi

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023