Baden-Baden (ANTARA News) - Kapten kesebelasan Inggris, David Beckham, mengabaikan kritik terhadap taktik timnya dari Ketua Asosiasi Sepakbola Dunia (FIFA), Sepp Blatter, menjelang pertandingan perempat-final Piala Dunia 2006, Sabtu (1/7). Blatter, yang suka bicara blak-blakan, kembali mengundang kontroversi dengan menganggap Inggris bertindak negatif setelah bermain dengan satu pemain penyerang (striker) pada putaran kedua saat menang 1-0 atas Ekuador. "Saya senang, karena permainan sangat ofensif. Satu-satunya pengecualiannya adalah bahwa Inggris hanya menurunkan satu striker dalam pertandingan putaran kedua," kata Blatter dalam wawancara dengan satlah satu koran Jerman. Ia menimpali, "Itu bukan bentuk serangan sepakbola yang anda harapkan dari sebuah tim penantang gelar." Tapi, Beckham dan rekan-rekan satu timnya mengabaikan pernyataan Blatter, dan menandaskan yang penting hasilnya. "Kami tidak peduli apa yang dikatakan orang baik sebagai tim atau bangsa," kata Beckham, ketika ditanya tentang komentar Blatter. Ia pun mengemukakan, "Ada penampilan lebih baik dari tim-tim lain dalam kompetisi ini, dan mereka tersingkir. Pada hari terakhir orang akan memberikan pendapatnya, tapi sebagai tim kami tak peduli." "Kami tahu penampilan kami tidak seperti diharapkan, semua orang tahu itu - saya bosan mengatakan itu, tapi hanya kami yang mengatakan itu tepat." Teman Beckham yang setia dan mantan rekan satu timnya di Manchester United, Gary Neville, setuju dengan komentar sang kapten. "Saya pikir bahwa saya tidak mendengar Blatter, karena saya tidak ingin mendengarnya," kata Neville, saat ditanya bagaimana pendapatnya tentang pernyataan tokoh FIFA itu. "Saya sudah masuk perempat-final Piala Dunia Sabtu dan begitu juga 21 pemain lainnya dan saya tak ingin mendengar sesuatu yang negatif. Orang boleh mengatakan apa pun yang mereka inginkan," tambahnya. Sementara itu, pelatih tim nasional Inggris yang berkewarganegaraan Swedia, Sven-Goran Eriksson, juga menolak minta maaf atas penampilan timnya di turnamen seperti itu. "Kami berusaha menampilkan sepakbola bagus, tapi yang paling penting adalah kami mampu memenangi pertandingan," kata Eriksson. Selain itu, katanya, "Mereka tidak memperlihatkan sepakbola cantik. Ghana bermain sepakbola sangat bagus, Pantai Gading juga tak kalah indahnya, juga Spanyol tampil cantik, demikian pula Belanda. Dan dimana mereka sekarang?. Pulang kampung. "Untuk memenangi Piala Dunia saya siap melakukan apapun. Jika harus memainkan sepakbola buruk, itu akan dilakukan, siapa yang peduli?," tambahnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006