Kerja sama ini tentunya menjadi kebanggaan bagi ICX, karena merupakan kepercayaan besar dari Brunei Darussalam.
Jakarta (ANTARA) - Indonesia Climate Exchange (ICX) dan Dynamik Technologies Brunei Darussalam menjalin kerja sama strategis pembentukan pasar karbon regional untuk Borneo Economic Community sejalan dengan rencana besar integrasi ASEAN dalam pengembangan ekonomi hijau dalam 5 pilar ASEAN Business Advisory Council (ASEAN BAC).

Rencana ini menggawangi 3 pilar utama dari 5 pilar prioritas yaitu Digital Transformation, Sustainable Development, dan Trade & Investment Facilities.

Penandatanganan kerja sama ini dilakukan di Jakarta pada Selasa, yang dilakukan oleh Megain Widjaja, CEO Indonesia Climate Exchange (ICX) dan Puan Haslina Taib, CEO Dynamik Technologies.

“Kerja sama ini tentunya menjadi kebanggaan bagi ICX, karena merupakan kepercayaan besar dari Brunei Darussalam," kata CEO ICX, Megain Widjaja dalam keterangan di Jakarta.

Baca juga: Menko Airlangga: ASEAN perlu bersatu dalam perdagangan karbon

Kerja sama strategis ini mengintegrasikan teknologi perdagangan ICX dari Indonesia dan Dynamik Technologies dari Brunei Darussalam untuk platform perdagangan karbon dan instrumen iklim lainnya.

Hal ini ditujukan untuk harmonisasi standar perdagangan dan interoperabilitas teknologi demi menciptakan pasar regional yang kredibel dan kredit karbon yang dapat ditransaksikan secara inklusif. Dalam rencana besar regional ASEAN, pasar karbon dan instrumen iklim memiliki peranan penting dalam upaya penurunan emisi.

Dikatakannya, integrasi antarnegara ini tentunya mengukuhkan sinergi Borneo Economic Community melalui terciptanya gugusan ekonomi hijau terutama untuk pasar karbon regional.

Borneo Economic Community ini  sejalan dengan rencana Ibu Kota Negara Nusantara yang berlokasi di Borneo. IKN Nusantara dibangun berlandaskan ideologi green city, di mana infrastruktur pendukung berjalannya ekonomi dibangun dengan mempertimbangkan faktor keberlanjutan, harmonisasi dengan lingkungan dan sumber energi baru terbarukan. Kebutuhan akan keseimbangan emisi di Borneo menjadi prioritas ketiga negara yang berada di Pulau Borneo.

Baca juga: YLKI: Penggunaan EV di KTT ASEAN ke-43 dorong nol emisi karbon

Megain Widjaja mengatakan tentunya ini baru awal dari banyak kerja sama yang akan dilakukan dalam regional ASEAN untuk dapat memulai lebih awal dan sekaligus berbangga hati bahwa teknologi Indonesia dapat diintegrasikan dalam skala global.

"Kami berharap usaha ini dapat mendukung rencana besar negara-negara ASEAN dalam penurunan emisi Nationally Determined Contribution (NDC) serta menjadi bukti bahwa kerja sama antarnegara ASEAN dapat mewujudkan semangat menjadikan ASEAN sebagai Epicentrum of Growth," katanya.

Puan Haslina Taib, CEO Dynamik Technologies mengatakan, menyadari pentingnya Borneo dan potensinya untuk menjadi pusat global bagi ekonomi hijau dunia, penciptaan pasar karbon regional melalui platform teknologi perdagangan modern akan memungkinkan dan memfasilitasi dunia usaha di bidang ekonomi hijau yang berada di kawasan dapat dengan mudah berpartisipasi dan mengakses pasar karbon.

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023