Jakarta (ANTARA) - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) mengusulkan sebanyak tiga naskah kuno Nusantara agar tercatat sebagai Memori Ingatan Dunia atau Memory of the World (MoW) UNESCO.

“Tiga naskah kuno yang akan diusulkan ke UNESCO pada tahun ini, yakni Tambo Tuanku Imam Bonjol, Sang Hyang Siksa Kandang Karesian dan Syair-syair Hamzah Fansuri,” ujar Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara Perpusnas, Agus Sutoyo, di Jakarta, Selasa.

Naskah Sang Hyang Siksa Kandang Karesian merupakan naskah Sunda yang ditulis dalam aksara Sunda kuno. Sementara Tambo Tuanku Imam Bonjol (Sumatera Barat) dan Syair-syair Hamzah Fansuri (Sumatera Utara) ditulis dalam aksara Arab Melayu.

Naskah Sang Hyang Siksa Kandang Karesian berisi tentang pengobatan maupun permainan tradisional Sunda. Syair-syair Hamzah Fansuri berkisah tentang perjalanan seorang raja yang mencari Tuhan. Sementara Tambo Tuanku Imam Bonjol berisi tentang semangat patrioritisme untuk menumpas kolonialisme.

Baca juga: UIN Syarif Hidayatullah lakukan digitalisasi naskah kuno di Sumbar

Baca juga: Ahli sejarah ungkap isi naskah Sunda kuno perihal perawatan anak


“Kami menargetkan naskah kuno itu bisa diakui oleh UNESCO pada 2024 mendatang. Untuk proses pengusulannya dilakukan pada tahun ini,” kata dia.

Pengakuan oleh UNESCO tersebut penting karena dengan demikian, naskah kuno Indonesia diakui oleh dunia. Pengakuan dari dunia tersebut juga menunjukkan karya intelektual nenek moyang bangsa, layak untuk dikenang.

Sebelumnya, sejumlah naskah kuno Indonesia juga telah diakui UNESCO sebagai MoW yakni Babad Diponegoro, La Galigo, Nagarakartagama, Cerita Panji, dan Hikayat Aceh.*

Baca juga: Dinas Perpustakaan Baubau selamatkan 60 naskah kuno

Baca juga: Pemerintah Aceh digitalisasi 3.530 koleksi bersejarah Museum Aceh


Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023