Kita kan kerja sama dengan organisasi yang namanya Sosial Kutub
Jakarta (ANTARA) - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Jakarta Barat menginstruksikan anggotanya mengumpulkan minyak goreng bekas (jelantah).

"Jadi pengumpulan jelantah itu ditujukan untuk mengurangi pencemaran kalau itu dibuang ke tanah atau saluran air misalnya dan juga untuk meningkatkan ekonomi, karena jelantah itu laku dijual," kata Ketua TP PKK Jakbar to Lisniawati Kuswanto saat ditemui wartawan di Jakarta, Rabu.

Ia menyebut sebagai langkah awal, instruksi pengumpulan jelantah tersebut ditujukan bagi anggota PKK dan Dasawisma  pada tingkat kecamatan dan kelurahan.

"Sebagai langkah awal, kita arahkan dulu nih ke PKK dan Dasawisma kita di kecamatan dan kelurahan untuk secara rutin mengumpulkan jelantah setiap Jumat, baru kemudian meluas ke masyarakat," ungkap Lisniawati.

Ia menyebut selain untuk mengatasi masalah pembuangan jelantah ke sembarang tempat, pengumpulan minyak goreng bekas itu juga bisa mendatangkan keuntungan.

Seorang pembeli memilih lilin dari olahan minyak goreng bekas (jelantah) di Arnetta Craft, Perumnas Klender di Jakarta Timur, Senin (25/7/2022). Kerajinan dengan produk akhir sabun dan lilin tersebut dijual dari harga Rp5 ribu hingga Rp65 ribu per buah tergantung variannya dan dipasarkan daring ke sejumlah kota kawasan Jabodetabek, Jawa Tengah, dan Kalimantan. ANTARA FOTO/Andi Bagasela/wsj/hp.
"Kita kan kerja sama dengan organisasi yang namanya Sosial Kutub. Jadi kalau jelantah yang dikumpulkan itu mencapai jumlah tertentu yang ditentukan oleh orang dari Sosial Kutub itu, nanti mereka ambil dari setiap kelurahan atau kecamatan serta ada imbalannya," kata Lisniawati.

Lebih lanjut, Lisniawati menyebut 18 liter jelantah dihargai sekitar Rp130 ribu.

"Nanti uangnya itu akan kembali ke kader-kader PKK atau Dasawisma juga," ujar Lisniawati.

Adapun oleh Sosial Kutub, kata Lisniawati, jelantah yang terkumpul diolah menjadi bahan dasar biodiesel untuk kepentingan energi yang kemudian bisa diekspor keluar negeri.

"Oleh Sosial Kutub jelantah diolah lagi jadi bahan biodiesel dan dijual ke luar negeri," ujarnya.

Jadi, menurut Lisniawati, pengumpulan jelantah tersebut dapat mengatasi dua masalah, yakni lingkungan dan ekonomi.

Ia melanjutkan masyarakat umum melalui RW dan PKK serta Dasawisma juga telah berperan dalam dalam pengumpulan jelantah, yakni dengan gerakan "ketuk pintu".

"Jadi masyarakat juga sebenarnya sudah kita ajak. Melalui RW dan PKK, Dasawisma kita di wilayah, masyarakat diajak untuk mengumpulkan jelantah lewat gerakan tersebut," katanya.

Sementara itu, kata Lisniawati, program pengumpulan jelantah telah dicanangkan tahun 2020. Adapun jelantah yang dikumpulkan  telah meningkat 51 persen dari tahun 2022 ke tahun 2023.

"Berdasarkan data, semester awal tahun 2023, total pengumpulan jelantah sebanyak 30.744 liter. Jika dibandingkan semester 1 tahun sebelumnya sebanyak sekitar 15.064 liter, berarti tahun ini meningkat 51 persen," katanya.

Ia juga meminta anggota PKK dan Dasawisma di kelurahan dan kecamatan serta masyarakat umum paham tentang pentingnya program tersebut.

"Ya ini kan bukan buat siapa-siapa ya, tetapi untuk lingkungan dan para kader dan masyarakat juga," katanya.
Baca juga: PKK Jakbar kampanyekan "Stop Boros Pangan"
Baca juga: PKK Jakbar himpun bahan pangan mentah untuk warga yang membutuhkan
Baca juga: Siswa di Jaksel diminta manfaatkan minyak jelantah demi atasi limbah

 

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023