Sekaligus mengawasi dan mengamankan kehadiran kapal selam Australia HMAS Waller-75 yang tengah melewati perairan utara Bali
Surabaya (ANTARA) - Kapal selam buatan PT PAL Indonesia, KRI Alugoro-405 menjadi salah satu Alutsista strategis TNI AL di bawah komando Satuan Kapal Selam Koarmada II yang mengikuti "passing exercise (passex)" bersama Australia.
 
Sekretaris Perusahaan PT PAL Indonesia Edi Rianto di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, mengatakan kegiatan yang diselenggarakan oleh TNI AL itu merupakan upaya untuk mengasah kemampuan dan profesionalisme dalam menjalankan tugas mereka menjaga perairan Indonesia.
 
"Sekaligus mengawasi dan mengamankan kehadiran kapal selam Australia HMAS Waller-75 yang tengah melewati perairan utara Bali, menuju Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II," katanya.
 
Passex merupakan latihan yang dilaksanakan oleh TNI AL untuk menyambut dan mengantarkan kapal perang asing yang akan masuk ataupun meninggalkan perairan Indonesia.
 
"Adapun tujuan dari dilakukannya kegiatan ini adalah untuk menjalin kerja sama dan mempererat hubungan diplomasi di antara kedua negara," ujarnya.
 
KRI Alugoro-405 merupakan kapal selam Diesel Electric, dan menjadi kapal selam pertama karya anak bangsa Indonesia, dengan spesifikasi panjang 61,3 meter dan berkecepatan 21 knot, yang mampu berlayar dengan kemampuan jelajah lebih dari 50 hari.

Baca juga: PT PAL kembali ekspor kapal perang ke Filipina

Baca juga: Unhas-PT PAL kerja sama penguatan sektor maritim Indonesia
 
Selain itu, KRI Alugoro-405 yang dibangun dengan metode joint section memiliki prestasi zero defect pada proses pembangunannya.
 
"Keberhasilan PT PAL dalam membangun KRI Alugoro-405 merupakan tonggak sejarah pertahanan Indonesia yang menjadikan Indonesia sebagai negara di ASEAN yang mampu membuat serta melakukan overhaul kapal selam," tuturnya.
 
Di samping itu salah satu upaya pemerintah adalah melalui dukungan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan kepada PAL guna melengkapi infrastruktur fasilitas produksi untuk pembangunan dan maintenance, repair, dan overhaul (MRO) kapal salam.
 
"Hal ini merupakan bentuk dukungan pemerintah tanpa henti dalam mewujudkan penguasaan teknologi serta kemandirian industri pertahanan nasional. Adapun upaya pemerintah dalam memberikan PMN tentunya memiliki nilai strategis, yakni meminimalkan  ketergantungan terhadap industri alutsista luar negeri," katanya.
 
Pihaknya berharap pembangunan serta perawatan kapal selam dapat dilakukan di dalam negeri, sehingga ke depan dapat terwujud cita-cita membangun kapal selam secara mandiri.

Baca juga: PT PAL raih penghargaan IBEA 2023 wujudkan kelistrikan Nasional

Baca juga: PT PAL: KBRS dr Radjiman Wedyodiningrat setara RS tipe C plus


 

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023