Depok (ANTARA) - Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Prof. Dr. Eng Wisnu Jatmiko, S.T., M.Kom. menilai pemanfaatan ChatGPT (kecerdasan buatan memakai format percakapan) dan implikasinya terhadap dunia pendidikan bisa sangat berbahaya, tetapi juga sangat bermanfaat.

"Sekarang ada generative AI yang memungkinkan pengguna dengan cepat menghasilkan konten baru berdasarkan berbagai masukan. Ini sangat berbahaya, tetapi juga sangat bermanfaat," kata Prof. Dr. Eng Wisnu Jatmiko di UI Depok, Rabu.  

Ia mencontohkan efek negatifnya adalah munculnya deepfake. Deepfake merupakan teknologi yang digunakan untuk manipulasi gambar atau video. Teknik manipulasi yang digunakan dalam deepfake digunakan untuk mengubah gambar, baik dari bentuk wajah, tempat, objek, atau bahkan suara.  

Di sisi lain, ChatGPT memberi manfaat karena dapat menghasilkan teks berkualitas, menemukan research gap dan state of art literature, serta mampu menjawab pertanyaan dengan tingkat akurasi yang tinggi.

Bahkan, ChatGPT telah lulus ujian di beberapa keilmuan dan sudah mendapatkan lisensi.

Oleh sebab itu, Prof. Wisnu berpesan apapun teknologinya, kita mesti tetap menjaga kemampuan dasar, etika akademik, dan hati nurani.

Untuk itu hindari kecurangan yang dapat merugikan individu, seperti plagiat, ghostwriting (penulis bayangan), editorial misconduct (kesalahan editorial), scientific fraud (penipuan ilmiah), fabrication (pembuatan), pemalsuan, conversely, dan salami publication (tindakan membagikan naskah menjadi beberapa makalah kecil).

Dalam menjaga iklim akademik yang kondusif, UI juga membuka layanan Sentral Informasi dan Pelayanan Publik (SIPP) sebagai pusat informasi, SIPDUGA UI sebagai layanan pelaporan umum, dan Satgas PPKS UI sebagai layanan pelaporan kekerasan seksual," katanya.

UI juga menyediakan berbagai beasiswa bagi mahasiswa pascasarjana untuk mendukung kegiatan pembelajaran dan riset. Keseluruhan fasilitas yang diberikan oleh UI bertujuan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Meski demikian, UI tetap menekankan etika dan integritas akademik dari setiap karya yang dihasilkan oleh sivitas akademika UI.

Baca juga: Mahasiswa UI ciptakan AI uji keselarasan peraturan perundangan

Baca juga: UI siap jadi tuan rumah konferensi internasional kecerdasan artifisial

Baca juga: Guru Besar UI: Penting fleksibilitas belajar era transformasi digital

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023