Pertama ialah membentuk peraturan dan kebijakan untuk memberi insentif pada ekosistem pasar karbon karena akan membantu dekarbonisasi Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Expert Associate Partner-Implementation McKinsey & Company Jakarta Martin Santoso menyampaikan tiga area kunci untuk membuka seluruh potensi pasar karbon Indonesia.

"Pertama ialah membentuk peraturan dan kebijakan untuk memberi insentif pada ekosistem pasar karbon karena akan membantu dekarbonisasi Indonesia," ujar dia dalam diskusi media bertajuk "Peluang pada Carbon Market dan 7 Langkah Berani untuk Menyiapkan Indonesia Menuju Net Zero" di Jakarta, Jumat.

Misalnya, menyusun peta jalan terkait pasar karbon guna mencapai target Nationally Determined Contribution/NDC, yang berupaya mengurangi karbondioksida (CO2) antara 32-43 persen pada 2030.

Peta jalan dapat disusun secara spesifik dengan menerangkan secara rinci NDC pada bidang energi hingga sektor industri.

"Jadi, dalam hal regulasi dan kebijakan, kita perlu membentuk ruang bermain yang dapat membantu pertumbuhan pasar karbon," ucap Martin.

Kunci kedua adalah memastikan penyeimbangan karbon dengan intensitas tinggi yang sejalan dengan standar dan persyaratan pertumbuhan nasional, tetapi juga dengan praktik terbaik (best practices) global.

Menurut dia, isu tersebut merupakan kunci dalam pasar karbon. Hal ini disebabkan para investor yang berinvestasi di pasar karbon mengharapkan untuk berinvestasi pada proyek-proyek yang benar-benar mengurangi emisi, bahkan lebih dari sekedar emisi, yaitu membantu memberdayakan masyarakat, melindungi keanekaragaman hayati, dan lain-lain.

Sebagai contoh, kolaborasi dapat dilakukan antara sektor publik dan swasta guna mengembangkan metodologi dan standar tipe proyek untuk proyek karbon yang berdampak nyata dan permanen.

Selain melakukan kolaborasi, kegiatan MRV (Measurement, Reporting, and Verification) perlu dijamin agar transparan dan akurat.

"Setiap proyek kredit karbon yang dilakukan, harus dilakukan MRV untuk memastikan dampaknya nyata dan permanen, dan dari situlah kredit karbon MRV dihasilkan. Jadi, harus dipastikan prosesnya transparan dan akurat. Salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah penerapan teknologi, seperti satelit atau penginderaan jauh untuk membantu menganalisis dampak proyek karbon," katanya.

Kunci terakhir untuk membuka seluruh potensi pasar karbon Indonesia adalah penyediaan infrastruktur yang tepat.

Contohnya, pasar terbuka untuk memfasilitasi perdagangan kredit karbon di tingkat domestik maupun internasional dalam rangka memudahkan investasi dalam proyek-proyek pengurangan karbon.

Penyediaan infrastruktur pertukaran karbon dapat didukung dengan penerapan teknologi seperti blockchain guna memastikan transparansi dan keamanan transaksi.

"Ketiga elemen ini, jika saya rangkum, bisa dianggap mampu membuka potensi Indonesia di pasar karbon. (Pertama adalah) regulasi dan kebijakan di masa depan, (lalu) standar dari proyek yang menjadikan proyek ini berkualitas tinggi, dan mendukung infrastruktur untuk memungkinkan seluruh pasar karbon di masa depan," ungkap Martin.

Baca juga: Sri Mulyani: Penerapan pajak karbon dilakukan bertahap dan hati-hati
Baca juga: Wamenkeu tegaskan pajak karbon instrumen capai target nol emisi 2060
Baca juga: OJK : Pasar karbon akan jadi alternatif pembiayaan sektor riil


Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023