Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI menginisiasi program desa siap siaga dan sekolah damai dalam rangka melindungi masyarakat dari paham radikalisme.

Kepala BNPT Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel mengatakan desa siap siaga adalah program yang bertujuan untuk menciptakan desa yang toleran dan mampu mencegah masuknya ideologi radikalisme, ekstremisme, dan terorisme.

Dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jumat, Rycko mengatakan desa siap siaga mengedepankan kolaborasi aktif dengan masyarakat dan semua instrumen.

“Perangkat desa serta seluruh masyarakat desanya,” papar Kepala BNPT.

Dia menjelaskan terdapat tiga kriteria desa yang akan menjadi agen perdamaian dan penanggulangan terorisme. Pertama, desa harus mampu menjaga moderasi beragama di lingkungan masyarakatnya.

Kedua, desa tersebut harus mampu menjaga kerukunan dan harmonisasi antarmasyarakat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ketiga, kata Rycko, siap memastikan menolak semua praktik kekerasan, radikalisme dan sejenisnya.

Sementara itu, sekolah damai adalah program yang bertujuan menciptakan lingkungan sekolah damai dan toleran dalam keberagaman.

Program tersebut merupakan upaya pemerintah untuk mencegah terjadinya radikalisme dan terorisme di kalangan pelajar, yang melibatkan berbagai pihak, seperti guru, siswa, orang tua, dan masyarakat sekitar untuk berkolaborasi.

"Pembangunan sekolah damai dalam rangka membangun ketahanan sekolah yang toleran, moderasi beragama dan memiliki ketahanan terhadap masuknya ideologi radikalisme, ekstremisme, dan terorisme," kata Rycko.

BNPT telah mengukuhkan pilot project program desa siap siaga di Desa Pelamunan, Kabupaten Serang, Banten. Menurut BNPT, masyarakat Desa Pelamunan sudah dikategorikan tanggap dalam menangkal dan mencegah potensi radikalisme, serta siap dalam menghadapi ancaman ideologi kekerasan.

Baca juga: Kepala BNPT jelaskan soal usulan mekanisme kontrol rumah ibadah
Baca juga: Kepala BNPT sebut tren toleransi masyarakat alami peningkatan

Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023