Palu (ANTARA News) - Sebuah ledakan cukup keras diduga bersumber dari bom rakitan "low eksplosif" Sabtu tengah malam terjadi di dalam bangunan gereja di kota Poso, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). Sumber ANTARA di Poso, Minggu dini hari, melaporkan ledakan yang terjadi di dalam bangunan Gereja Panteskota Ekslesia di Jl Pulau Seram, Kelurahan Gebangrejo, pada pukul 21:30 Wita itu tidak menimbulkan korban jiwa atau cedera, kecuali mengakibatkan kerusakan kecil dalam bangunan gereja yang tengah direhabilitasi. Sementara itu, tim Gegana Brimob Polda Sulteng yang sedang bertugas di Kabupaten Poso sesaat setelah terjadi ledakan segera meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan penyelidikan. Namun, sejauh ini petugas teknis tersebut sedang mengumpulkan serpihan benda-benda yang dicurigai menjadi pemicu ledakan untuk dianalisis di laboratorium. Sejumlah saksi mata yang tinggal di sekitar TKP menyatakan, beberapa sat setelah terjadi ledakan yang terdengar hingga radius lebih 500 meter, mereka sempat melihat kepulan asap dari dalam bangunan gereja yang lagi kosong dengan jemaat. "Kami tak melihat adanya orang keluar dari dalam bangunan gereja tersebut, kecuali menyaksikan kepulan asap dari dalam sesaat setelah terjadi ledakan," kata para saksi mata melaporkan kepada penyidik polisi. Peristiwa ledakan bom beberapa jam menjelang peresmian "Tugu Perdamaian" di kota Poso oleh Gubernur Sulteng HB Paliudju tersebut, merupakan kedua kalinya kurun sepekan terakhir. Ledakan sebelumnya terjadi Minggu pekan lalu (25/6) ketika seorang tak dikenal melemparkan sebuah bom rakitan di dekat sebuah rumah penduduk di Kelurahan Kayamanya, Poso Kota. Peristiwa ini tidak menimbulkan korban jiwa atau cedera, kecuali bagian belakang rumah penduduk itu mengalami kerusakan ringan. Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan adanya orang ditangkap sehubungan dengan peristiwa ledakan di Gereja Panteskota Ekslesia Poso, namun aparat keamanan dari kesatuan gabungan tengah melakukan penyisiran di sekitar TKP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006