Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November terangkat 22 sen menjadi diperdagangkan 90,86 dolar AS...
Singapura (ANTARA) - Minyak mentah berjangka Brent bertahan di atas 90 dolar AS per barel di perdagangan Asia pada Selasa sore, karena investor menantikan data makroekonomi yang dapat menunjukkan apakah suku bunga akan naik lebih lanjut di Amerika Serikat dan Eropa.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November terangkat 22 sen menjadi diperdagangkan 90,86 dolar AS per barel pada pukul 06.30 GMT.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Oktober menguat 29 sen menjadi diperdagangkan di 87,58 dolar AS per barel.

Brent mencapai 90 dolar AS per barel pada minggu lalu untuk pertama kalinya dalam 10 bulan setelah Arab Saudi dan Rusia mengumumkan mereka akan memperpanjang pengurangan pasokan sukarela sebesar 1,3 juta barel per hari hingga akhir tahun.

Para pedagang akan mengamati data indeks harga konsumen AS pada Agustus, yang akan dirilis pada Rabu (13/9/2023), yang dapat menentukan seberapa besar kenaikan suku bunga lebih lanjut di negara dengan ekonomi terbesar dan konsumen minyak terbesar di dunia itu, kata Tina Teng, analis pasar di CMC.

Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada pertemuan kebijakan minggu depan, meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai apakah Fed akan menaikkan suku bunga atau berhenti lagi pada November.

Prospek minyak dalam jangka menengah “tetap bullish, dengan China melaporkan data ekonomi yang lebih baik,” kata Teng, seraya menambahkan bahwa penurunan produksi OPEC+ juga merupakan faktor kunci di balik momentum kenaikan pasar.

Yang juga menarik bagi pasar minyak adalah Bank Sentral Eropa (ECB) yang akan mengumumkan keputusan suku bunganya pada Kamis (14/9/2023). Komisi Eropa pada Senin (11/9/2023) memperkirakan zona euro akan tumbuh lebih lambat dari perkiraan sebelumnya pada tahun 2023 dan 2024.

Investor juga menunggu data industri mengenai stok minyak mentah AS yang akan dirilis pada Selasa pukul 20.30 GMT. Persediaan minyak mentah diperkirakan turun sekitar 2 juta barel dalam sepekan hingga 8 September, menurut jajak pendapat awal Reuters pada Senin (11/9/2023).

Juga pada minggu ini, Badan Energi Internasional (IEA) dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan merilis laporan bulanan.

IEA bulan lalu menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak pada tahun 2024 menjadi 1 juta barel per hari, dengan alasan kondisi makroekonomi yang lesu. Sementara itu, laporan OPEC pada Agustus mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan sebesar 2,25 juta barel per hari untuk tahun 2024 tidak berubah.

Baca juga: Minyak stabil di awal Asia, pasar tunggu data stok dan perekonomian
Baca juga: Minyak melemah setelah catat kenaikan mingguan lebih dari 2,0 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023