Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UKM (LLP-KUKM) Leonard Theosabrata mengatakan bahwa pihaknya sedang berupaya mengintegrasikan dan mengkonsolidasikan industri kreatif, khususnya di sektor UKM, untuk mempercepat digitalisasi.

Saat ditemui dalam bincang-bincang di Jakarta, Selasa, Leonard atau akrab disapa Leo tersebut menegaskan bahwa pihaknya dari sisi pemerintah sedang mencoba melakukan integrasi dan konsolidasi dalam industri kreatif, khususnya antara pemangku kepentingan dengan pelaku industri kreatif, dengan akses finansial.

Namun, katanya, hal itu perlu adanya upaya kerja sama yang lebih matang untuk menciptakan ekosistem yang tepat agar industri kreatif Indonesia semakin maju. “Kita harus bisa menciptakan satu standar untuk bisa mengintegrasikan ekosistem yang jelas. Digitalisasi itu sebetulnya mengakselerasi proses integrasi tersebut,” kata Leo.

Baca juga: Kemenkop UKM dukung ekosistem fesyen lokal lewat inkubasi PINTU

Leo mengatakan saat ini pemerintah tengah menghadapi tantangan, yakni sulitnya akses finansial (access to finance) atau uang murah dan mudah bagi para pelaku usaha, khususnya UMKM. Misalnya, masih adanya perbedaan nilai kredit antara regulator sandbox (wadah untuk mendukung inovasi ekonomi digital yang biasanya berasal dari pemerintah) dan pelaku usaha sebagai individu masyarakat.

Access to finance itu, misalnya credit score-nya berantakan, lalu kita sebagai individu itu score-nya masing-masing berbeda, ini nggak ada integrasi,” kata Co-founder The Goods Dept tersebut.

Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UMKM serta Presiden RI menyuarakan adanya kemudahan akses finansial bagi para pelaku usaha, sehingga mereka dapat memaksimalkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Selain itu, pemerintah juga akan lebih banyak melakukan kerja sama dengan bank serta institusi keuangan terkait untuk mewujudkan hal tersebut.

“Digitalisasi untuk membuat kita jadi lebih mudah untuk menjalankan bisnis, dari segi permodalan,” kata Leo.

Sejauh ini, sudah ada 65 juta UMKM di Indonesia dan satu persen di antaranya sudah masuk ke dalam kategori usaha besar, sedangkan sisanya masih masuk ke dalam kategori UKM. Untuk itu, Leo dan pihaknya tengah berupaya mendorong usaha UKM tersebut agar “naik kelas” dan semakin diminati oleh masyarakat.

“Dengan adanya digitalisasi, sekarang semua menjadi lebih mudah dan akselerasinya menjadi lebih cepat,” kata pria yang juga menjabat sebagai Co-founder Brightspot Market tersebut.

Baca juga: Kemenkop UKM membahas alternatif pembiayaan UMKM di AS

Baca juga: Kemenkop komitmen tingkatkan kualitas UMKM melalui hilirisasi

Baca juga: KemenKopUKM tekankan pentingnya pendampingan kepada pelaku UMKM

Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023